Andreas Vesalius, Bapak Anatomi Manusia Modern

Selamat Datang di Blog Materi IPA. Judul Postingan Kali ini tentang Andreas Vesalius, Bapak Anatomi Manusia Modern. Semoga bermanfaat untuk dibaca.

Andreas Vesalius adalah ahli anatomi dari bangsa Flemish sekaligus penulis buku yang memiliki pengaruh terhadap ilmu anatomi. Ia lahir pada 31 Desember 1514, Ia disebut sebagai orang yang memulai masa anatomi manusia modern.

Sebelum ilmu kedokteran modern ada, dibutuhkan pemahaman yang akurat mengenai anatomi manusia. Tanpa deskripsi yang jelas mengenai struktur tubuh manusia, maka tidak mungkin mempelajari fungsi setiap organ.

Jika seorang peneliti mampu memahami cara kerja setiap bagian tubuh, maka ia lebih mudah menemukan terapi pengobatan yang tepat guna mengem­balikan fungsi normal pada bagian tersebut.

Andreas Vesalius lahir di Brussels, yang masih merupakan bagian dari Kekaisaran Romawi, dalam sebuah keluarga dokter. Ayahnya, Andries van Wesel, merupakan anak dari dokter kerajaan pada Maximillian I, Everard van Wesel. Andries mengabdikan dirinya sebagai ahli obat kerajaan. Andries mendidik anaknya dalam tradisi keluarga, serta menggunakan bahasa Yunani dan bahasa Latin, sesuai dengan standar masa itu.

Pada tahun 1528, Andreas Vesalius mengenyam pendidikan seni di Universitas Leuven (Pedagogium Cascrensis). Namun, pada tahun 1532, ia memutuskan untuk mempelajari ilmu kedokteran di Universitas Paris. Di sanalah, ia mempelajari berbagai Teori Gales di bawah bimbingan Jacques Dubois (Jacobus Sylvius) dan Jean Feme.

Pada masa tersebut, Andreas Vesalius mengem­bangkan ketertarikannya terhadap ilmu anatomi. Sebagai mahasiswa dan ilmuwan, ia sangat berambisi untuk menggali mayat dari pekuburan pada tengah malam. Bahkan, ia menyuruh muridnya untuk mencatat pasien yang diperkirakan akan segera menemui ajalnya supaya ia dapat “mencuri” tubuh pasien tersebut untuk dibedah sebelum pasien itu dikuburkan.

Andreas Vesalius terbiasa tidur bersama mayat-mayat di kamar tidurnya. Ia pun menyewa seorang pelukis terhebat Italia untuk menggambar sesuatu yang telah ia temukan.

Pada tahun 1536, Andreas Vesalius terpaksa harus meninggalkan Paris karena adanya permusuhan antara Kekaisaran Romawi dan Prancis. Ia pun kembali ke Leuven. Di Leuven, ia teus melanjutkan pendidikannya di bawah asuhan Johannes Winter von Andemach, dan lulus pada tahun berikutnya. Tesisnya berjudul “Paraphrasis in Nonurh Libnim Rhazae Medici Arabis Clariss ad Regem Almansorum de Affectum Singularum Corporis Partium Curatione”. Pada tahun 1536, ia pindah ke Universitas Padua (Universitas Aristarum) untuk mengenyam pendidikan doktoral, yang berhasil ia selesaikan pada tahun 1537.

Setelah lulus, Andreas Vesalius ditawari kedu­dukan di bagian pembe­dahan dan anatomi (explicator chirurgiae) di Padua, la juga merupakan dosen tamu di Universitas Bologna dan Universitas Pisa. la mengajarkan ilmu anatomi disertai dengan praktikum pembedahan.

Andreas Vesalius selalu mendokumentasikan ilmunya dengan membuat gambaran anatomis yang teliti. Ketika ia sadar bahwa karyanya telah banyak disalin, ia akhirnya menerbitkan karyanya pada tahun 1538 dengan judul 'Tabulae Anatomicae Sex'. Pada tahun selanjutnya, ia memperbarui buku anatomi Galen, InstitutionesAnatomicae.

Pada tahun 1539, para hakim Padua tertarik terhadap karyanya, dan mengizinkan tubuh korban eksekusi untuk dibedah. Andreas Vesalius segera membuat suatu diagram detail mengenai anatomi tubuh. Beberapa bagian gambar dibuat oleh seniman yang dibayar, dan memang kualitasnya lebih baik daripada sebelumnya.

Ketika tidak ada seorang pun yang tahu banyak mengenai anatomi manusia, pada tahun 1543, Andreas Vesalius berhasil menyelesaikan maha karyanya, dalam tujuh buku yang penuh ilustrasi, dengan lebih dari 200 gambar yang mengagumkan, atau yang dikenal dengan 'De Humani Corporis Fabrica : Libri Septem'.

Banyak orang yang menganggap buku tersebut sebagai salah satu buku kedokteran terhebat yang pernah diterbitkan. Hasil kerja yang monumental ini telah memberikan satu hadiah berharga kepada dunia kedokteran. Untuk pertama kalinya, anatomi manusia didasarkan pada pembedahan dan pengamatan yang hati-hati daripada hanya berdasar pada kepercayaan ortodoks pada naskah-naskah kuno.

Selama berabad-abad, penelitian terhadap anatomi mayat manusia merupakan hal yang terlarang. Pada Abad Pertengahan, pengetahuan mengenai anatomi didasarkan pada ajaran Galen. Deskripsi anatomi Galen didasarkan pada pembedahan binatang, yang tentu saja banyak berbeda dengan manusia.

Akan tetapi, ketidaktepatan Galen itu menjadi berbahaya karena dukungan dari Gereja Katolik Roma yang sangat berpengaruh pada masa itu. Beberapa orang pemberani telah mencoba untuk memperbaiki kesalah­an Galen, tetapi hasil kerja mereka telah hilang selama berabad-abad.

Pada tahun 1541 di Bologna, Andreas Vesalius mengungkapkan fakta di balik penelitian Galen yang semuanya menggunakan tubuh hewan. Sejak pembe­dahan dilarang oleh Roma Kuno, Galen membedah kera dan menyatakan anatominya serupa dengan anatomi manusia. Oleh karena itu, Andreas Vesalius menerbitkan buku revisi dari 'Opera Omnia Galen', dan mulai menulis buku teksnya sendiri.

Tak hanya itu, Andreas Vesalius juga memperbaiki pendapat dari para pendahulunya, seperti Mondino de Liuzzi, bahkan Aristoteles. Ahli-ahli tersebut salah berpendapat tentang fungsi dan struktur jantung.

Andreas Vesalius menyatakan bahwa jantung memiliki empat ruangan dan dua lobus hati. Dan, pembuluh darah berawal dari jantung, bukan hati, la juga mengoreksi bahwa tulang rahang bawah berjumlah satu, bukan dua, sebagaimana yang dikemukakan oleh Galen.

Pada tahun 1543, Andreas Vesalius menerbitkan tujuh jilid dari 'He Humani Corporis', sebuah buku
yang dipersembahkan untuk Charles V. Beberapa minggu kemudian, ia menerbitkan edisi ikhtisar untuk mahasiswa, 'Andrea Vesalii Suorum de Humani Corporis Fabrica Librorum Epitome', yang didedikasikan untuk Philip II dari Spanyol.

Karya tersebut menekankan keutamaan pembe­dahan, serta memperkenalkan isilah pandangan anatomis tubuh manusia, menilai fungsi tubuh dalam manusia sebagai satu struktur yang dipenuhi dengan organ dalam ruangan tiga dimensi. Hal inilah yang membedakan karyanya dengan Galen atau Aristoteles, yang menekankan elemen astrologi.

Walaupun teks anatomi modern telah dipublikasi­kan oleh Mondino de Liuzzi dan Jacopo Berengario da Carpi, ternyata masih banyak unsur di dalamnya yang dipengaruhi oleh doktrin Galen dan ilmuwan Arab sebelumnya.

Selain penggambaran yang baik mengenai tulang sphenoideus, Andreas Vesalius juga membuktikan
bahwa tulang dada (sternum) terdiri atas tiga bagian. Ia jugalah yang pertama kali menggambarkan vena azygos, dan menemukan saluran yang melewati janin melalui pembuluh balik ari-ari (vena umbillicai) dan vena cava, sehingga dinamakan duktus venosus.

Andreas Vesalius juga memberikan gambaran mengenai omentum dan hubungannya dengan lambung, limpa, dan usus besar, serta memberikan pandangan yang benar mengenai pylorus lambung. Ia banyak sekali memberikan kontribusi kepada ilmu anatomi.

Segera setelah penerbitan 'Fabrica', Andreas Vesalius diundang sebagai dokter kerajaan untuk Charles  V. Setelah Andreas Vesalius bersama kerajaan selama 12 tahun, ia mengobati luka dan cedera akibat perang atau turnamen, melakukan pembedahan, dan menulis berbagai surat pribadi mengenai masalah kedokteran. Ia pun menulis 'Radicis Chynae', sebuah teks pendek mengenai tumbuhan obat.

Pada tahun 1564, Andreas Vesalius berziarah ke Jerusalem. Ketika ia tiba di Jerusalem, ia mendapatkan pesan dari Senat Venesia agar ia menerima tawaran profesor dari Padua, yang sedang “kosong” setelah kematian temannya, Gabriele Fallopio. Saat berlayar, ia mengalami kecelakaan di Pulau Zakynthos. Di sanalah, ia meninggal pada 15 Oktober 1564 saat berusia 50 tahun.