Lahir dari keluarga sederhana, Benny Fajarai tumbuh sebagai sosok yang membumi. Ayahnya dulunya adalah sopir angkutan kota di Pontianak, Kalimantan Barat, sementara ibundanya bekerja sebagai pengasuh anak.
Kegigihan sang ayah yang akhirnya mampu memiliki armada angkutan kota dan kesabaran ibunda tercinta rupanya menurun pada Benny, menjadi senjata pamungkas dalam meniti setiap langkahnya menuju kesuksesan.
Kreavi.com (Kreasi Visual) - sebuah situs di mana para pelaku industri kreatif, baik desainer grafis, desainer web, maupun videografer dapat meng-upload portofolio mereka - adalah salah satu pembuktian Benny, la telah membantu menciptakan beragam peluang bagi orang-orang melalui situs tersebut.
Sebelum mengembangkan kreavi.com, ketika masih berkuliah di Bina Nusantara, Benny bersama beberapa rekannya mendirikan Cactus Project. Usaha yang masih berupa rintisan itu sudah mendapat kepercayaan dari beberapa perusahaan besar, seperti AC Nielsen, PT HM Sampoerna, Adam Khoo Learning Technology Group, Murad, hingga DRTV.
Kepercayaan perusahaan besar inilah yang menjadi pembuka pintu bagi Benny dan kawan-kawan untuk terus mengembangkan Cactus Project. Namun, perbedaan visi membuat Cactus Project bubar jalan setelah 2,5 tahun dirintis.
Cactus Project menjadi pembelajaran bagi pemuda kelahiran 27 April 1990 ini untuk kemudian mendirikan kreavi.com hingga berkembang seperti sekarang.
Tips dan Quote
Melawan Arus Paradigma Kerja atau Usaha
Orang Indonesia pada umumnya dibesarkan dengan pesan "Sekolah yang pintar, lalu kerja di perusahan besar dengan gaji besar"' Sadar tidak sadar, itu menjadi template hidup kita.
Menjadi entrepreneur dan bekerja secara profesional merupakan dua hai yang sangat berbeda, tetapi sama-sama bisa membawa kita menuju kesuksesan, bagaikan melakukan perjalanan ke sebuah tujuan yang bisa dilakukan dengan kendaraan umum atau kendaraan pribadi.
Bekerja di sebuah perusahaan layaknya naik kendaraan umum dengan sopir yang berpengalaman, lebih aman melalui rute yang relatif umum, dan terbukti.
Adapun menjadi entrepreneur, layaknya mengendarai kendaraan pribadi, kita bisa memotong jalan mencari jalur alternatif, dan melakukan berbagai cara agar lebih cepat sampat ke tujuan. Namun kita harus menyiapkan mobil (ide), bensin (uang), peta (strategi), dan harus bisa menyetir dengan baik. Jika tidak, kita mungkin tidak akan sampai ke tujuan (sukses).
Kerja Dulu, Baru Bisnis
Biasanya orang memilih untuk bekerja terlebih dahulu sebelum memulai bisnis. Namun, apakah hal tersebut adalah pilihan yang baik?
Tidak selalu. Sebab, setelah bekerja, secara perlahan karier akan meningkat dan gaji akan semakin tinggi. Ketika pada akhirnya memutuskan untuk memulai bisnis dan meninggalkan karier, perubahan yang terjadi akan semakin berat untuk dihadapi.
Tidak Memiliki Modal
Saat ini modal bukan lagi kendala. Jika kita punya ide bisnis yang bagus, banyak investor yang siap berinvestasi. Kita bahkan bisa meminjam uang dari bank dengan bekal ide bisnis.
Mestakung
Akronim dari Pak Yohanes Surya itu berarti Semesta Mendukung. Contohnya, ketika dipanaskan sampai suhu 100°C, air akan berubah wujud menjadi gas. Artinya, secara alamiah tekanan dan kondisi dapat memicu perubahan yang tidak dapat dilakukan pada kondisi normal.
Lakukan Sambil Belajar
Banyak orang merasa belum memiliki kemampuan ataupun pengetahuan yang cukup sehingga enggan terjun menjadi seorang entrepreneur. Namun, apakah harus menunggu pandai sebelum terjun?
Memang ada teori dasar yang harus kita ketahui. Namun kita tidak akan pernah bisa mempelajari segalanya secara imajinatif tanpa praktik. Ketika kita mulai melakukan, kita akan melihat segalanya dari perspektif yang berbeda sehingga mendapatkan pembelajaran yang lebih banyak.
Umur dan Pengalaman
Umur bukanlah penentu kesuksesan, melainkan pengetahuan, kemampuan, dan jejaring yang didapat dengan pembelajaran yang tidak singkat. Mereka yang berhasil di usia, muda mempercepat proses belajar tersebut sehingga dapat mencapai kesuksesan lebih awal.
Tidak Perlu Mahir dalam Segala Hal
Tidak ada orang yang bisa mahir dalam segala hal. Oleh karena itulah kita membutuhkan orang-orang yang melengkapi kita. Kekuatan tim yang saling melengkapi sangatlah berpengaruh bagi performa sebuah organisasi.