Pada bulan Januari 2014 kemarin, Forbes mencatat total kekayaan Li Ka Shing sebanyak $32 miliar. Sementara itu, Billionaires Index Bloomberg, kekayaan bersihnya $28,8 miliar pada 7 Oktober 2013. Selain dinobatkan sebagai salah satu orang paling berpengaruh di dunia, ia adalah orang terkaya di Asia dan menduduki daftar 10 orang terkaya di dunia. Li Ka Shing adalah pimpinan Cheung Kong Holdings, Hutchison Whampoa, dan Li Ka Shing Foundation. Bagaimana kehidupan Li Ka Shing sebenarnya? Dan bagaimana ia menjadi miliarder?
Li Ka Shing lahir di Chaozhou, Guangdong, Cina, pada 29 Juli 1928, dari keluarga yang sangat sederhana bahkan bisa disebut miskin. Keluarganya yang melarat terpaksa pindah ke Cina dari Hongkong akibat perang. Orangtuanya adalah guru tetapi berpenghasilan minim. Sekolah ayahnya ditutup karena tragedi bom Jepang.
Li Ka Shing juga bukan berpendidikan tinggi. Ia mengalami drop out dari pendidikannya pada usia 12 tahun, setelah kematian ayahnya. Sebelum berusia 15 tahun, ia telah memikul tanggung jawab sebagai tulang punggung keluarga. Semenjak ayahnya tiada. Li Ka Shing sempat bekerja menjadi buruh pabrik plastik dengan jam kerja 16 jam setiap harinya.
Li Ka Shing menikah dengan Chong Yuet Ming. Namun, pernikahan mereka tidak berumur panjang karena Chong Yuet Ming lebih dahulu dipanggil yang Kuasa. Li Ka Shing dikaruniai dua orang anak dari pernikahannya, yaitu Victor Li dan Richard Li. Kedua anaknya berkewarganeraan Kanada. Victor Li bekerja di Cheung Kong (Holdings) Limited bersama ayahnya. Sementara Richard Li menjadi pemimpin di salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di Hong Kong, yaitu PCCW. Richard juga menduduki peringkat salah satu orang terkaya di Hong Kong.
Dengan meminjam modal ke beberapa kenalannya, Li memulai usahanya pada tahun 1950-an. Ia mendirikan Cheung Kong Industries yang memproduksi bunga plastik. Li berbisnis bunga plastik, sebuah bisnis yang simpel dan juga dianggap kurang berkelas. Namun, Li adalah orang yang jeli melihat peluang. Ia mengekspor bunga plastik ke berbagai negara dan berhasil mendapatkan keuntungan. Bisnis bunga plastik inilah yang membuka jalan bagi Li Ka Shing untuk melebarkan sayap bisnisnya.
Li kemudian melakukan ekspansi bisnis. Dari bunga plastik, ia mengembangkan bisnisnya ke berbagai bidang seperti real estate, telekomunikasi, perbankan, telepon selular, televisi, apotek, supermarket, hotel, listrik, bandara, pelabuhan, bisnis pengiriman, perusahaan baja, internet, dan sebagainya. Salah satu anak perusahaan Hutchison Whampoa, ASW (AS Watson Group) merupakan perusahaan operator ritel dengan lebih dari 7.800 toko. Tak hanya itu, merek ritelnya juga sudah terkenal di berbagai negara di seluruh dunia.
Li mengakuisisi beberapa perusahaan penting. Li mendirikan Cheung Kong Real Estate Company pada tahun 1971. Pada tahun 1973, Li mencatatkan perusahaannya pada Hong Kong Stock Exchange untuk pertama kalinya. Pada tahun 1975, Li mengakuisisi Hutchison Whampoa. Sekarang Hutchison Whampoa menjadi operator pelabuhan independen terbesar di dunia.
Li juga mengakuisisi Hong Kong Electric Holding Limited pada tahun 1985. Tak hanya itu, Li juga mengakuisisi Husky Oil di Alberta, Kanada dan Northumbrian Water di Inggris. Li juga ikut berinvestasi di Facebook dan Spotify. Li Ka Shing juga membeli perusahaan gas Wales & West Utilities seharga $1 miliar dan menjadi pemegang saham di Canadian Imperial Bank of Commerce (CIBC).
Di usianya yang tidak lagi muda (85) tahun, Li Ka Shing masih tampak sehat. Dia memiliki kebiasaan dan kedisiplinan yang baik dalam hidupnya. Li Ka Shing membuktikan bahwa keberuntungan itu bisa dicapai dengan ketekunan, kesabaran, dan daya juang yang kuat.
Li memiliki tekad yang kuat untuk mandiri dan maju terdorong oleh keadaan keluarganya. Terlebih lagi di saat ia menumpang di rumah pamannya yang kaya raya. Ia ingin membuktikan pada keluarga pamannya bahwa ia juga bisa mencapai kebebasan finansial. Dengan perjuangan yang tak biasa, Li Ka Shing menjelma menjadi pemilik perusahaan raksasa yang beroperasi di 55 negara dengan 260.000 lebih karyawan.
Selain terkenal sebagai pebisnis sukses, Li Ka Shing juga terkenal dengan kedermawanannya. Ia memiliki perhatian yang tinggi dalam bidang pendidikan dan kesehatan. Oleh karena itu, ia tidak segan-segan mendonasikan sekian miliar dananya untuk kegiatan amal di berbagai negera melalui Li Ka Shing Foundation. Li Ka Shing Foundation didirikan Li pada tahun 1980.
Li pernah menyumbangkan $11,5 juta untuk Universitas Manajemen Singapura, mendirikan Shantou University, Universitas Hong Kong, Cheung Kong Graduate School of Business, University of California, Stanford University, Lee Kuan Yew School of Public Policy di National University of Singapore dan University of Alberta. Ia juga mendonasikan sebagian kekayaannya di beberapa rumah sakit di kawasan Asia dan Amerika seperti Rumah Sakir St.MichaeI di Toronto.
Li juga terkenal dengan sikapnya yang rendah hati. Dalam suatu kesempatan, ia mengatakan bahwa apa yang ia peroleh bukanlah semata-mata atas usahanya sendiri, melainkan karena adanya kerja sama dari berbagai orang yang membantu dan mendukungnya dengan penuh dedikasi. Li banyak mendapat sejumlah penghargaan, di antaranya Asia’s Most Powerful Man dari Asiaweek (2001), Malcom S.Forbes Lifetime Achievement Award (2006), Grand Bauhinia Medal, Commandeur, Legiod’honneur dan sebagainya.
Li Ka Shing juga bukan berpendidikan tinggi. Ia mengalami drop out dari pendidikannya pada usia 12 tahun, setelah kematian ayahnya. Sebelum berusia 15 tahun, ia telah memikul tanggung jawab sebagai tulang punggung keluarga. Semenjak ayahnya tiada. Li Ka Shing sempat bekerja menjadi buruh pabrik plastik dengan jam kerja 16 jam setiap harinya.
Li Ka Shing menikah dengan Chong Yuet Ming. Namun, pernikahan mereka tidak berumur panjang karena Chong Yuet Ming lebih dahulu dipanggil yang Kuasa. Li Ka Shing dikaruniai dua orang anak dari pernikahannya, yaitu Victor Li dan Richard Li. Kedua anaknya berkewarganeraan Kanada. Victor Li bekerja di Cheung Kong (Holdings) Limited bersama ayahnya. Sementara Richard Li menjadi pemimpin di salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di Hong Kong, yaitu PCCW. Richard juga menduduki peringkat salah satu orang terkaya di Hong Kong.
Dengan meminjam modal ke beberapa kenalannya, Li memulai usahanya pada tahun 1950-an. Ia mendirikan Cheung Kong Industries yang memproduksi bunga plastik. Li berbisnis bunga plastik, sebuah bisnis yang simpel dan juga dianggap kurang berkelas. Namun, Li adalah orang yang jeli melihat peluang. Ia mengekspor bunga plastik ke berbagai negara dan berhasil mendapatkan keuntungan. Bisnis bunga plastik inilah yang membuka jalan bagi Li Ka Shing untuk melebarkan sayap bisnisnya.
Li kemudian melakukan ekspansi bisnis. Dari bunga plastik, ia mengembangkan bisnisnya ke berbagai bidang seperti real estate, telekomunikasi, perbankan, telepon selular, televisi, apotek, supermarket, hotel, listrik, bandara, pelabuhan, bisnis pengiriman, perusahaan baja, internet, dan sebagainya. Salah satu anak perusahaan Hutchison Whampoa, ASW (AS Watson Group) merupakan perusahaan operator ritel dengan lebih dari 7.800 toko. Tak hanya itu, merek ritelnya juga sudah terkenal di berbagai negara di seluruh dunia.
Li mengakuisisi beberapa perusahaan penting. Li mendirikan Cheung Kong Real Estate Company pada tahun 1971. Pada tahun 1973, Li mencatatkan perusahaannya pada Hong Kong Stock Exchange untuk pertama kalinya. Pada tahun 1975, Li mengakuisisi Hutchison Whampoa. Sekarang Hutchison Whampoa menjadi operator pelabuhan independen terbesar di dunia.
Li juga mengakuisisi Hong Kong Electric Holding Limited pada tahun 1985. Tak hanya itu, Li juga mengakuisisi Husky Oil di Alberta, Kanada dan Northumbrian Water di Inggris. Li juga ikut berinvestasi di Facebook dan Spotify. Li Ka Shing juga membeli perusahaan gas Wales & West Utilities seharga $1 miliar dan menjadi pemegang saham di Canadian Imperial Bank of Commerce (CIBC).
Di usianya yang tidak lagi muda (85) tahun, Li Ka Shing masih tampak sehat. Dia memiliki kebiasaan dan kedisiplinan yang baik dalam hidupnya. Li Ka Shing membuktikan bahwa keberuntungan itu bisa dicapai dengan ketekunan, kesabaran, dan daya juang yang kuat.
Li memiliki tekad yang kuat untuk mandiri dan maju terdorong oleh keadaan keluarganya. Terlebih lagi di saat ia menumpang di rumah pamannya yang kaya raya. Ia ingin membuktikan pada keluarga pamannya bahwa ia juga bisa mencapai kebebasan finansial. Dengan perjuangan yang tak biasa, Li Ka Shing menjelma menjadi pemilik perusahaan raksasa yang beroperasi di 55 negara dengan 260.000 lebih karyawan.
Selain terkenal sebagai pebisnis sukses, Li Ka Shing juga terkenal dengan kedermawanannya. Ia memiliki perhatian yang tinggi dalam bidang pendidikan dan kesehatan. Oleh karena itu, ia tidak segan-segan mendonasikan sekian miliar dananya untuk kegiatan amal di berbagai negera melalui Li Ka Shing Foundation. Li Ka Shing Foundation didirikan Li pada tahun 1980.
Li pernah menyumbangkan $11,5 juta untuk Universitas Manajemen Singapura, mendirikan Shantou University, Universitas Hong Kong, Cheung Kong Graduate School of Business, University of California, Stanford University, Lee Kuan Yew School of Public Policy di National University of Singapore dan University of Alberta. Ia juga mendonasikan sebagian kekayaannya di beberapa rumah sakit di kawasan Asia dan Amerika seperti Rumah Sakir St.MichaeI di Toronto.
Li juga terkenal dengan sikapnya yang rendah hati. Dalam suatu kesempatan, ia mengatakan bahwa apa yang ia peroleh bukanlah semata-mata atas usahanya sendiri, melainkan karena adanya kerja sama dari berbagai orang yang membantu dan mendukungnya dengan penuh dedikasi. Li banyak mendapat sejumlah penghargaan, di antaranya Asia’s Most Powerful Man dari Asiaweek (2001), Malcom S.Forbes Lifetime Achievement Award (2006), Grand Bauhinia Medal, Commandeur, Legiod’honneur dan sebagainya.