Hendy Setiono adalah seorang pemuda alumni dari Entrepreneur University Surabaya. Meskipun ia masih sangat muda, namun sepak terjangnya dalam dunia bisnis tidak bisa diragukan lagi. Ia mampu mengumpulkan rupiah demi rupiahnya dari bisnis makanannya, Kebab Turki. Selain pintar, Hendy Setiono juga bisa dianggap sebagai salah satu contoh anak muda yang cukup berani dalam mengambil keputusan. Bayangkan saja, ia berani meninggalkan bangku kuliahnya demi menggeluti usaha kebab Baba Rafi.
Keputusan untuk berhenti kuliah tersebut tentu saja bukanlah keputusan yang mudah dan bisa dibuat dalam hitungan hari. Berat rasanya untuk meninggalkan sebuah masa depan yang sudah terlihat nyata di depan kita. Hal semacam itu pun juga pernah dirasakan oleh Hendy Setiono beberapa tahun silam. Namun, Hendy telah berhasil menentukan masa depannya dengan drop out dari kuliah. Tidak hanya berani memutuskan sendiri masa depannya, namun ia juga merasa tertantang untuk membuktikan kepada keluarganya bahwa keputusan yang dipilihnya tersebut tidak salah. Hendy harus bisa menunjukkan bahwa ia bertanggung jawab dengan keputusan yang diambilnya untuk keluar dari bangku kuliah.
Dalam sebuah wawancaranya dengan kompas.com, Hendy sempat berkata, "Saya sangat hobi untuk berwisata kuliner, termasuk wisata kuliner untuk makanan yang bernama kebab ini. Kebetulan beberapa waktu silam, saya mendapat kesempatan untuk jalan-jalan ke Qatar”. Di sana banyak sekali penjual yang menjual makanan tradisional Turki yang biasa disebut kebab di sepanjang jalan yang saya lalui. Dari apa yang saya temui dan saya rasakan, setelah saya mencoba mencicipinya di sana, terbesit ide untuk mencoba mempopulerkan makanan ini di Indonesia.
Tentu saja, untuk bisa menjalankan bisnis kuliner diperlukan waktu yang tidak sebentar. Hendy harus melakukan beberapa penelitian dan uji coba resep. Hal tersebut tentu saja akan sangat menyita waktu Hendy yang sebagian besar ia gunakan untuk belajar di Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya.
Untuk memaksimalkan penelitiannya, maka salah satu cara terbaik yang ia tempuh adalah dengan drop out dari bangku kuliah. Hendy yakin bahwa setelah ia keluar dari bangku kuliah, maka ia bisa lebih fokus dalam dunia barunya sebagai seorang penjual makanan khas Timur Tengah tersebut. Meskipun berat hati, Hendy harus bisa melakukannya, la tidak mau setengah hati dalam berbisnis.
Pria kelahiran Surabaya pada 30 Maret 1983 jatuh cinta pada kebab ketika ia pergi ke Qatar untuk bertemu dengan ayahnya. Ketika itu, Hendy melihat ada yang aneh dengan orang-orang Qatar. Hendy melihat banyak sekali orang Qatar yang berbondong-bondong masuk ke sebuah kedai kebab. Tidak hanya itu saja, bahkan mereka juga rela antri seperti layaknya orang yang sedang menunggu jatah sembako.
Melihat keanehan tersebut, Hendy berpikir pasti makanan yang dijual di tempat tersebut sangat enak. Tidak ada alasan yang membuat orang rela menunggu makanan jika tidak karena rasa dari makanan tersebut. Hendy pun tidak mau buang-buang waktu, la juga turut berdiri di antara rombongan orang yang antri di tempat tersebut. Hendy sangat penasaran dan benar-benar ingin tahu rasa makanan tersebut
Akhirnya Hendy berhasil menikmati makanan yang terdiri dari daging panggang berbumbu, dicampuri irisan sayuran segar, saus tomat, mayones, dan juga sambal istimewa. Hendy benar-benar tersihir, terlebih lagi dengan penampilan yang keren dan aromanya yang merasuki pikiran Hendy. Dari situlah muncul keinginan Hendy untuk membawa makanan tersebut ke Indonesia. Namun sebelum membawa kebab ke Indonesia, tentunya Hendy harus mengetahui lebih banyak lagi tentang kebab. Ia harus tahu bumbu-bumbunya, bagaimana cara membuatnya dan masih banyak lagi. Ia tidak mau asal-asalan dalam mengelola bisnis barunya tersebut.
Setelah Hendy kembali menginjakkan kaki di Indonesia, ia segera berbincang-bincang dengan keluarganya. Hendy menyampaikan keinginannya untuk mencoba berbisnis kebab, seperti apa yang pernah ia lihat di Qatar dan Turki. Melihat tekad Hendy yang begitu besar, keluarga Hendy pun mengizinkan niat Hendy tersebut Setelah mendapatkan dukungan dari keluarganya, Hendy semakin bersemangat lagi untuk menerjuni bisnis kebab Turki. Sambil tersenyum, Hendy pun mengucapkan terima kasih kepada keluarganya yang telah mendukung keputusannya untuk berbisnis kebab.
Hendy Setiono memberi nama kebabnya tersebut dengan nama Kebab Turki Baba Rafi. Ia memang sengaja mengambil nama Kebab Turki yang memang namanya memang sudah dikenal banyak orang. Kemudian Hendy juga menambahkan kata "baba" yang berarti ayah dan kata "Rafi" yang merupakan nama dari buah hatinya yang pertama.
Hendy segera melakukan seperti apa yang ia pernah lihat di Turki maupun Qatar. Namun tentunya, ia tidak mencontoh 100% dari produk dari Turki tersebut. Ia memodifikasi kebab sesuai dengan lidah orang Indonesia. Salah satu perbedaannya adalah pada cara pengolahan, Hendy memilih untuk memasak kebab dengan metode pengasapan.
Dari waktu ke waktu, bisnis Hendy semakin berkembang. Hanya dalam 4 tahun saja, Hendy sudah memiliki 375 outlet dan bisa mempekerjakan sekiranya 173 karyawan. Ia juga telah mengakusisi usaha roti Maryam Aba Abi, Piramizza, Ayam Bakar Mas Mono, dan setidaknya 30 outlet di jawa dan Bali.
Saat ini, Hendy Setiono menduduki posisi Presiden Direktur di PT. Baba Rafi Indonesia (Kebab Turki Baba Rafi, Roti Maryam Aba-Abi, Nasi Goreng Kebab Baba Rafi, dan Chicken Kebab Baba Rafi, PT. Piramida Zahira (Piramizza), dan PT. Panen Raya Indonesia (Ayam Bakar Mas Mono).