Bill Gates (Bagian II) : Milliarder Yang Tidak Lulus Kuliah

Selamat Datang di Blog Materi IPA. Judul Postingan Kali ini tentang Bill Gates (Bagian II) : Milliarder Yang Tidak Lulus Kuliah. Semoga bermanfaat untuk dibaca.

Bill Gates terlahir dengan nama William Henry Gates III, di Seattle Washington pada 28 Oktober 1955. Semenjak masih berumur 8 tahun, Bill Gates memang sudah terlihat sebagai anak yang jenius. Setidaknya, ia sudah bisa menamatkan buku ensiklopedia dunia yang sering dibaca ayahnya, William H. Gates, Sr.

Kedua orangtua Bill menganggap bahwa kejeniusan putranya tersebut merupakan anugerah terbesar dari Tuhan. Tentu saja kedua orangtua Bill tidak mau menyia-nyiakan kecerdasan putranya. Mereka berdua segera mendaftarkan putranya tersebut di sekolah favorit, Lakeside School. Di sekolah tersebutlah, Bill Gates bertemu Paul Allen yang sama-sama mencintai komputer. Berkat kepintarannya, Bill Gates bisa dengan mudah menguasai BASIC. Maka tidaklah mengherankan jika gurunya sendiri menjuluki Bill Gates dengan julukkan "si ekstentrik”.

Pertemuan Bill dengan Paul pun menjadi awal dari sebuah misi besar Bill Gates untuk mengembangkan bakat dalam ilmu komputer. Bill dan Paul sering menghabiskan waktu di laboratorium komputer. Baik Bill maupun Paul sama-sama rajin membaca buku dan juga berlatih untuk memperdalam kemampuannya dalam memahami ilmu komputer.

Keseharian Bill yang hanya disibukkan dengan belajar komputer ternyata membuat kedua orang tua Bill Gates sangat khawatir. Kedua orangtua Bill mengamati bahwa komputer membuat anaknya lupa makan, lupa minum, dan sebagainya. Akhirnya, kedua orangtua Bill melarang anaknya tersebut untuk bermain-main dengan komputernya.

Menghabiskan waktu tanpa mengutak-atik komputer ternyata membuat Bill didera rasa bosan yang luar biasa Bill Gates pun melakukan berbagai cara untuk membuat kedua orangtuanya memberinya izin bermain komputer. Namun ternyata hati kedua orangtua Bill tidak dapat diluluhkan dengan mudah. Salah satu cara yang ditempuh Bill Gates adalah kembali membuktikan bahwa ia mampu menjadi anak yang berprestasi. Hari-hari Bill pun dilalui dengan belajar tiada henti. Semangat belajar Bill yang tidak terpadamkan inilah yang kemudian membuat Bill semakin pintar dari hari ke hari. Tidak hanya itu saja, Bill Gates pun akhirnya berhasil membuktikan kepandaiannya, terutama setelah ia berhasil diterima kuliah di Havard University.

Kekhawatiran orangtua Bill pun mulai hilang ketika Bill Gates berhasil diterima sebagai mahasiswa di Harvard University bersama sahabatnya, Paul Allen. Namun sayangnya, mereka merasa setengah hati kuliah di kampus favorit tersebut Setiap hari topik pembicaraan mereka bukan tentang pelajaran kuliah, tapi mengenai komputer.

Pada tahun 1975, Paul Allen mendatangi Bill Gates sambil membawa majalah Popular Electronic. Paul cukup tertarik dengan cover majalah tersebut yang menyorot berita heboh komputer pribadi pertama dengan nama Altair. Dari cover majalah tersebut, kedua sahabat tersebut menemukan ide bagus. Bill menghubungi Altair dan mengatakan kepada mereka bahwa Bill punya software yang bagus untuk Altair. Altair pun merasa tertarik dengan tawaran Bill Gates dan Paul Allen. Hanya dalam waktu sebulan, ketiga orang tersebut berhasil menyelesaikan program untuk Altair. Pihak Altair pun semakin terkesima dengan cara kerja Bill dan juga Paul.

Setelah mengerjakan proyek dari Altair, Bill dan Allen pun sering mendapatkan proyek besar lainnya seperti Commodore, NCR, Radio Shack, dan Texas Instrument. Sejak muda, Bill memang sudah memiliki kemampuan dalam berbisnis. Hal itu berhasil dibuktikan dengan sebuah fakta yaitu Bill Gates berhasil meraih omzet US$1 juta ketika ia masih berusia 23 tahun. Baik Bill maupun Paul sepakat untuk membuat perusahaan dengan nama micro-soft. Kemudian nama itu diperbaiki dengan menghilangkan tanda (-) sehingga menjadi microsoft. Di bawah bendera Microsoft, Bill dan Paul meraih kepingan dolar dari hari ke hari.

Terlanjur menikmati dunia barunya tersebut, Bill Gates pun melepas kuliahnya di Harvard University. Bisnis Bill dan Allen pun sepakin lama semakin menuju ke titik sukses. Terlebih-lebih, ketika Bill Gates menandatangani kontrak dengan International Business Machines (IBM). Hal tersebut membuat Bill dan Allen senang bukan main, karena melihat nama IBM yang sudah mendunia sehingga mereka tidak perlu susah-susah untuk mendistribusikan produk mereka.