Imam Tirmizi biasa juga disebut dengan Imam Turmuzi atau Tarmizi. Nama lengkapnya adalah Imam al-Hafiz Abu Isa Muhammad bin Isa bin Saurah bin Musa bin ad-Dahhak as-Sulami at-Tirmizi. Nama Tirmizi merujuk kepada tempat kelahirannya, kota Tirmiz, sebagaimana halnya Imam Bukhari yang merujuk kepada tempat lahirnya di Bukhara. Imam Tirmizi lahir pada tahun 129 H.
Sejak kecil Imam Tirmizi sudah gemar mempelajari ilmu hadits. Untuk mencari hadits ia mengembara ke berbagai negeri seperti Irak, Hijaz, Khurasan, dan lain-lain. Ia banyak mengunjungi ulama-ulama besar untuk mendengar hadits yang kemudian dihafal serta dicatat dengan baik. Ia belajar diantaranya kepada Imam Bukhari, Muslim, dan Abu Daud, bahkan belajar pula hadits dari sebagian guru mereka. Guru-gurunya yang lain adalah Qutaibah bin Said, Ishaq bin Musa, Mahmud bin Gailan, Sa’id bin Abdurrahman, Muhammad bin Basysyar, Ali bin Hajar, Ahmad bin Muni, Muhammad al-Musanna, dan lain-lain.
Imam Tirmizi selain dikenal sebagai ahli dan penghafal hadits, ia juga dikenal sebagai ahli ilmu fikih. Tetapi karyanya yang terkenal adalah buku kumpulan haditsnya yang dinamai Kitab Jami yang lebih dikenal dengan Sunan Tirmizi. Dalam kitabnya tersebut Imam Tirmizi tidak hanya meriayatkan hadits sahih, tetapi juga meriwayatkan hadits hasan dan dhaif. Dalam kitabnya ia tidak meriwayatkan, kecuali hadits-hadits yang dapat diamalkan atau dijadikan pegangan oleh ahli fikih.
Pada akhir kehidupannya Imam Tirmizi mengalami musibah hingga selama beberapa tahun mengalami kebutaan. Ia kemudian meninggal dunia pada 13 rajab tahun 279 H di Tirmiz dalam usia 70 tahun.
Beberapa karyanya:
1. Kitab al-Jami’, yang terkenal dengan sebutan Sunan at-Tirmizi
2. Kitab al-Ilal
3. Kitab at-Tarikh
4. Kitab asy-Syamail an-Nabawiyah
5. Kitab az-Zuhd
6. Kitab al-Asma wal Kuna