Julius Axelrod bersama Bernard Brodie menjadi ilmuwan yang pertama kali menemukan parasetamol yang dapat digunakan sebagai obat penurun panas.
Ia adalah ahli biokimia berkebangsaan Amerika. Ia dilahirkan di kota New York, dimana orangtuanya merupakan imigran dari Polandia.
Julius Axelrod lulus sebagai sarjana biologi pada tahun 1933. Cita-citanya sebenarnya ingin menjadi seorang dokter. Tetapi, setiap kali tes di sekolah kedokteran, ia selalu gagal.
Ia bekerja sebagai teknisi laboratorium di New York University. Kemudian, pada tahun 1935, ia bekerja di Departemen Kesehatan Kota New York. Mata kiri Julius Axelrod pernah terluka ketika botol yang berisi amonia meledak di laboratorium tempat ia bekerja. Ia kemudian melanjutkan studinya, dan pada tahun 1941, ia mendapatkan gelar Master in Science dari New York University.
Pada tahun 1940-an, banyak ditemukan kasus methemoglobinemia pada orang yang menggunakan asetanilida. Methemoglobinemia adalah kelebihan methemoglobin dalam darah yang dapat menyebabkan hemoglobin sukar untuk mengikat oksigen.
Pada tahun 1946, Lembaga Studi Analgesik Antipiretik dan Obat-obatan Sedatif memberi bantuan kepada Departemen Kesehatan New York untuk mengkaji masalah yang berkaitan dengan agen analgesik. Bernard Brodie dan Julius Axelrod ditugaskan untuk mengkaji alasan agen yang bukan aspirin (asetanilida) dikaitkan dengan adanya methemoglobinemia.
Dalam tulisan mereka pada tahun 1948, Brodie dan Axelrod menyatakan bahwa penggunaan asetanilida bisa menyebabkan methemoglobinemia. Mereka juga mendapati bahwa pengaruh analgesik antipiretik asetanilida bukan disebabkan oleh asetanilidanya, tetapi dikarenakan hasil metabolisme asetanilida, yaitu parasetamol.
Itulah yang membuat mereka menyimpulkan bahwa untuk analgetik antipiretik, sebaiknya digunakan metabolit asetanilida secara langsung, yaitu parasetamol, ketimbang asetanilida yang menyebabkan methemoglobinemia.
Julius Axelrod mendapatkan gelar doktor (Ph.D.) pada tahun 1955 dari George Washington University. Setelah menyelesaikan program doktornya, banyak hal yang telah diteliti dan ditemukan oleh Suami dari Sally Taub Axelrod ini.
Puncak karier dalam dunia penelitiannya adalah pada tahun 1970. Bapak dua anak ini menerima hadiah Nobel bersama Bernard Katz (Baca : Sir Bernard Katz : Biofisikawan Sinaps Peraih Nobel) dan Ulf von Luler. Hadiah Nobel itu diberikan atas kerjanya dalam menemukan proses pelepasan, pengambilan kembali, serta penyimpanan neurotransmitter epinefrin dan norefinefrin yang bertanggung jawab dalam sistem saraf. Hasil penelitiannya pun memberikan andil besar dalam menjelaskan cara kerja jam biologi itu.
Istrinya meninggal dunia pada tahun 1992 saat ia berusia 53 tahun. Empat belas tahun berselang, Julnj Axelrod meninggal dunia pada 29 Desember 2004 dengan meninggalkan dua anak laki-laki dan tiga cucu.