Ibnu Katsir

Selamat Datang di Blog Materi IPA. Judul Postingan Kali ini tentang Ibnu Katsir. Semoga bermanfaat untuk dibaca.

Salah satu kitab tafsir al-Quran yang terkenal adalah kitab Tafsir al-Quran al-Adzim yang disusun oleh imam Ibnu Katsir, sehingga sering disebut dengan kitab Tafsir Ibnu Katsir. Sebuah kitab tafsir al-Quran yang dianggap  penuh dengan riwayat yang cukup valid karena pengarangnya ahli juga di bidang hadits. Siapakah Ibnu Katsir, pengarang kitab tafsir tersebut?

Namanya adalah Imaduddin Abul Fida Ismail bin al-Khatib Abu Hafs Umar bin Katsir asy-Syafi’i al-Quraisyi ad-Dimasyqi, tetapi lebih dikenal dengan nama Ibnu Katsir. Ia lahir di Basrah, Suriah pada sekitar tahun 1300 M atau 700 H. Saat masih kecil ayahnya meninggal sehingga ia diasuh oleh pamannya dan dibawa ke Damaskus. Di kota inilah ia tumbuh besar dan banyak menimba berbagai ilmu agama dari para ulama terkenal. Ia belajar al-Quran, tafsir, hadits, fiqh, dan sebagainya.

Ibnu Katsir belajar ilmu fiqh pada Burhanuddin al-Fazari, seorang ulama terkemuka dalam madzhab Syafi’i. Sedangkan ilmu hadits ia pelajari dari ulama-ulama lain, diantaranya al-Wani, yang mengakui kehebatan Ibnu Katsir dengan memberinya ijazah di bidang ilmu hadits. Ia juga memperdalam ilmu hadits pada Jamaluddin Yusuf bin Zaki al-Mizzi, yang kemudian menjadi mertuanya. Tokoh lain yang menjadi guru dan juga mempengaruhi pola pikirnya adalah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, seorang ulama yang sangat terkenal sampai saat ini.

Nama Ibnu Katsir mulai terkenal di tengah publik saat ia menjadi anggota tim dalam kasus seorang ulama sufi yang dituduh menganut paham reinkarnasi. Hasil dari penyelidikan tim ini merekomendasikan kepada pemerintah untuk menjatuhkan hukuman mati kepada ulama sufi tersebut.

Ibnu Katsir kemudian diberi kepercayaan untuk menjadi khatib pada masjid di kota Mizza yang didirikan oleh amir Bahauddin al-Marjadi. Ia juga dipercaya untuk mengajar mata kuliah hadits dan ilmu hadits menggantikan posisi adz-Dzahabi yang meninggal dunia. Selanjutnya ia diangkat menjadi rektor Darul Hadits al-Asyrafiyah menggantikan Taqiuddin as-Subki yang wafat pada tahun 756 H. Akhirnya oleh gubernur Mankli Bugha ia dianugerahi sebagai guru besar di masjid negara. 

Sebagai ulama ia banyak menghasilkan karya-karya ilmiah dari berbagai disiplin ilmu Islam, seperti tafsir, hadits, juga sejarah. Diantaranya kitab Tafsir al-Quran al-Adzim yang dikenal dengan nama tafsir Ibnu Katsir; Jamiul masanid was Sunan, sebanyak 8 jilid yang berisi tokoh-tokoh perawi hadits; at-Takmilah fi Ma’rifatus Tsiqat wad Dhu’afa, sebanyak 5 jilid yang berisi nama-nama perawi yang kuat dan yang lemah; Mukhtashar kitab Muqaddimah Ibnu shallah; al-Ba’is al-Hadits, berisi masalah ilmu hadits. Sedangkan dalam bidang sejarah ia menghasilkan kitab: al-Bidayah wan Nihayah sebanyak 14 jilid; al-Fashal fi sirah ar-Rasul; Thabaqat asy-Syafi’iyah. Dalam bidang fiqh ia menulis al-Ijtihad fi Thalabil Ijtihad.

Ibnu Katsir meninggal pada bulan Sya’ban tahun 774 H, bertepatan dengan bulan Februari 1373 M. ia dimakamkan di Damaskus, bersebelahan dengan makam gurunya Ibnu Taimiyah.