Ketertarikan Akbar Nur Sultan, siswa SMPN 2 Pasuruan, Jawa Timur ini pada bidang robotik berawal dari hobinya melihat kontes robot di YouTube. Lewat karyanya, ia berhasil menyabet juara 1 Excellence Technical Award, Creative Category pada The 16th International Robot Olympiad Competition yang diselenggarakan International Robotic Olympiad Committee (IROC), Shinjhinsang, pada 5-9 November 2014 di Beijing yang diikuti peserta dari 40 negara.
"Akbar yang merupakan peserta termuda berhasil membawa pulang piala dan medali. Sebab, rata-rata pesertanya sudah tingkat SMA," kata pembimbingnya, Armin Irawan.
Tema yang diangkat adalah global warming, sehingga robot yang diperlombakan harus mampu melakukan penanaman pohon, pembersihan sampah, dan pengelolaan sampah. Menurut Armin, ada 12 murid dari berbagai sekolah yang berangkat mewakili Indonesia dalam lomba robot tersebut. Akbar sendiri berada di bawah bimbingan Jakarta Robot Center, satu tim bersama dua pelajar SMAN 1 Gresik.
Anak pertama dari dua bersaudara ini mengatakan bahwa merakit robot merupakan sesuatu yang sangat menyenangkan.
Dalam lomba tersebut, robot dari tim Akbar berhasil mendapatkan full point atau poin penuh karena selain menghabiskan biaya pembuatan yang murah, yakni hanya Rp. 6 juta, robot milik tim Akbar mampu menumbangkan robot-robot yang dirakit dengan biaya lebih dari Rp. 100 juta.
Sebelumnya, Akbar juga beberapa kali menyabet juara di kejuaraan robot, di antaranya juara 3 dalam kompetisi Airrobocop Mikrokontroler di Universitas Airlangga, September 2013, juara 1 kategori Land Tracker Analog di Singapore Solidarity Games, Maret 2014, serta juara 1 di ajang Java Robot Contest di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Maret 2014.
Akbar mengaku puas karena berhasil menjadi juara Java Robot Contest ke-5 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikani dan Kebudayaan RI. Ia memenangi kompetisi robot untuk kategori Auto Manual RC Medium dan Best Design RC Medium, melalui dua robot rakitannya, yakni jenis robot analog dan robot transporter.
"Kalau melihat robot peserta lain, saya takut, tapi ternyata robot saya punya keunggulan yang tak dimiliki oleh yang lain, yakni mengambil enam bola langsung," ungkap Akbar. Pada Java Robot Contest tersebut, putra pasangan Nur Khudji dan Sulitianawati itu menyabet tiga juara sekaligus, yaitu mendapat medali emas, mendapat predikat penghargaan The Best Design, dan juga mendapat piala bergilir dari Mendikbud.
Kemenangannya di tingkat nasional yang terakhir itulah yang membuat Akbar terpilih sebagai wakil untuk maju di perlombaan robot di Beijing yang diikuti 1.800 peserta.
Akbar sudah mulai tertarik belajar dan menggeluti robot sejak duduk di bangku kelas V SD. Orang tuanya yang melihat bakat dan minat Akbar di bidang robotika kemudian menyewa seorang instruktur yang khusus mengajarinya cara merakit robot. Seminggu sekali, Akbar rutin belajar merakit robot. Selain itu, ia juga menjadikan internet sebagai sumber referensinya.
Tak sia-sia, berkat dukungan dan arahan orang tuanya, Akbar berhasil menjadi juara lomba robot tingkat internasional.