Kesuksesan Agit, panggilan akrabnya, pada usia semuda itu tidak dicapai secara instan. Pengalaman bisnis dan kerjanya sejak SMA menyumbang banyak hal untuk prestasinya sekarang. Saat masih berseragam abu-abu, ia berjualan pin dan menjadi penjaga warnet. Agit juga pernah membuat kaus untuk dijual ke distro-distro, namun hanya bertahan empat bulan. Desain kaus menjadi salah satu penyebabnya. Tidak patah semangat, Agit lalu belajar desain secara otodidak saat kuliah, la juga bekerja sambilan sebagai desainer web dan majalah di Bandung.
Bersama dua orang temannya, selanjutnya Agit membuka bisnis penjualan wafel. Sayangnya, partner Agit mengundurkan diri baru enam bulan berjalan. Semua pengalaman ini sangat berharga bagi Agit. "Saya jadi tahu pelbagai macam cara menjalankan usaha dan kapan untuk bekerja sama dengan orang lain dan kapan tidak,” jelasnya.
Tahun 2009, Agit yang memang memiliki hobi mengoleksi sepatu ingin membeli sepatu kulit, la tidak sanggup membeli sepatu kulit dari luar negeri karena harganya mahal, sedangkan di Indonesia tidak ada sepatu kulit premium yang berkualitas prima. Agit berpikir, sebenarnya Indonesia bisa punya merek sepatu kulit dengan kualitas yang sama.
Berbekal kemampuan desain dan hobi koleksi sepatu, Agit membuat sendiri tiga buah sepatu kulit dan menjualnya lewat forum online Kaskus. Tak disangka, sepatu-sepatu itu laris manis. Sepatu-sepatu berikutnya yang ia buat juga laku terjual. Langkah berikutnya, ia semakin serius dengan bisnis sepatunya dengan membuat www.amblefootwear.com dan merekrut dua tenaga produksi.
Agit mencoba berjualan di "dunia nyata" dengan menargetkan berbagai toko sepatu di Bandung, yang setuju menjual produk-produk Amble karena laris di internet. Terbukti, dalam seminggu sepatunya habis dan toko-toko tersebut harus re-stock. Bulan berikutnya toko sepatu di Jakarta ikut menjual produknya, bulan-bulan berikutnya menyusul Surabaya, Yogyakarta, dan Balikpapan. Amble juga terjual sampai ke Malaysia, Singapura, dan Australia, namun omzetnya tidak tentu karena terjual secara eceran, bukan grosiran.
Pasar ekspor secara grosir yang berhasil ditembusnya berasal dari Eropa. Tawaran ekspor ke Eropa bermula saat mereka menemukan website Amble dan menemukan bahwa harga sepatu kulit buatan Indonesia ini lebih murah dari buatan Eropa, dengan kualitas yang hampir sama.
Agit membuktikan bahwa sepatu kulit buatan Indonesia bisa setara dengan sepatu-sepatu buatan luar negeri, dengan tulisan 'Made with Proud in Indonesia' pada sepatunya. Memang, Agit menggunakan 100% kulit dari perajin-perajin kulit lokal dan dikerjakan di Indonesia pula. Kini, 400-500 pasang sepatu dihasilkannya tiap bulan, dengan omset ratusan juta rupiah per bulan berhasil didapatkannya.
Tips dan Quote
- FJB (Forum Jual Beli) Kaskus sudah dikenal sebagai 'Pasar Serba Ada', banyak orang mencari dan menjual di sana. Jadi bisa digunakan untuk memperkenalkan produk kita pertama kali.
- Ingin berjualan ke seluruh indonesia atau go international? Buatlah website, dan perkenalkan website kita dengan strategi yang baik.