Michael Hart, dalam bukunya Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah, menempatkanTs’ai Lun (Cai Lun) di urutan nomor tujuh setelah Nabi Muhammad saw, Isaac Newton, Nabi Isa, Buddha, Kong Hu Cu, dan St. Paul. Hart menilai peran Ts’ai Lun sebagai penemu kertas sangat penting dan berpengaruh besar terhadap jalannya sejarah dunia. Maka meski Ts’ai Lun bukan tokoh terkenal, Hart menempatkannya di urutan atas diantara tokoh-tokoh besar.
Memang dalam sejarah, Ts’ai Lun bukan orang terkenal, bahkan ada yang menyangka bahwa Ts’ai Lun merupakan tokoh rekaan. Tetapi penyelidikan membuktikan bahwa Ts’ai Lun merupakan nyata, bukan tokoh dongeng. Catatan tentang Ts’ai Lun terdapat dalam penulisan sejarah resmi dinasti Han. Orang-orang Cina senantiasan menghubungkan Ts’ai Lun dengan penemuan kertas.
Tidak banyak referensi yang menceritakan tentang kehidupan Ts’ai Lun. Ts’ai Lun hidup pada masa kaisar Ho Ti di zaman dinasti Han. Dia merupakan seorang kasim, dan awalnya sebagai pegawai biasa pada pengadilan kerajaan Cina.
Pada saat itu kertas belum pernah ada. Sebelumnya buku biasanya terbuat dari bambu, yang membuat buku jadi berat. Ada pula yang terbuat dari kain sutra, yang tentunya jadi mahal untuk rakyat jelata. Sedangkan di Barat dan Arab, buku terbuat dari papirus, serta kulit kambing atau lembu, yang juga langka dan mahal.
Maka penemuan kertas oleh Ts’ai Lun menjadi penemuan penting dan besar sekali manfaatnya. Ts’ai Lun mempersembahkan contoh kertas yang dia buat dari pohon murbei kepada kaisar Ho Ti pada tahun 105 M. menyadari pentingnya penemuan ini, kaisar girang sekali. Maka tidak heran jika kemudian Ts’ai Lun dinaikkan pangkatnya dan diberi gelar bangsawan.
Tetapi malang, nasib Ts’ai Lun selanjutnya tidak terlalu bagus. Belakangan dia terlibat dalam politik antiistana yang membuatnya didepak. Akhirnya dia melakukan bunuh diri dengan minum racun. Sebelum meminum racun yang mematikan itu dia membersihkan diri terlebih dahulu dengan mandi bersih dan mengenakan pakaian yang terindah.