Bisnis dara kelahiran Bandung tahun 1990 ini dimulai pada suatu saat di tahun 2008, Dina diminta untuk melukis sepatu sang kakak, Nerissa Arviana (Icha), yang kuliah di Sekolah Bisnis & Manajemen ITB. Saat sepatu lukis itu dibawa kuliah, banyak temannya yang tertarik Memanfaatkan modal awal hanya sekitar satu juta rupiah hasil pinjaman orang tuanya, bisnis Dina - panggilan akrab Andina - dan kakaknya pun dimulai.
Dina dan sang kakak memang hobi mengoleksi sepatu. Mereka berdua ingin membuat bisnis yang produknya bisa mereka pakai sehari-hari. Dalam pembagian tugasnya, Dina memegang produksi, yaitu melukis sepatu, sedangkan kakaknya di bagian keuangan & pemasaran,.
Pada awalnya, hanya Dina-lah yang melukis sepatu, bahkan sampai weekend dan begadang-begadang. Alhasil, mahasiswa Jurusan Desain Komunikasi Visual Universitas Bina Nusantara angkatan 2008 ini jarang sekali punya waktu bersantai, bahkan sempat merasa stres juga.
Sepatu lukis dara cantik berjilbab ini dipasarkan melalui www.sepatulukis.com, berbagai bazar di Jakarta dan Bandung, brosur yang disebarkan di sekolah-sekolah, dan ikut di berbagai kegiatan dan fesyen dan entrepreneurship. Sepatu lukis Dina ini menargetkan remaja Indonesia usia 15 - 22 tahun.
Kerja keras dan perjuangan mereka terbayar juga saat Slight, brand sepatu lukis mereka diterima dengan baik di pasaran. Omzet jutaan rupiah dari ratusan pasang sepatu yang terjual setiap bulan berhasil diraupnya. Dina telah merekrut karyawan yang membantunya melukis. Produknya pun semakin bervariasi, dari hanya sepatu menjadi tas, kaus, dompet, dan casing ponsel.
Tidak hanya itu, Dina juga berhasil meraih berbagai penghargaan entrepreneurship yang semakin melambungkan nama dan brand sepatu lukisnya, Juara Shell Live Wire Business Start Up Award tahun 2009, nomipasi Asia‘s Best Young Entrepreneurs Award tahun 2009 dari BusinessWeek, dan finalis Wirausaha Muda Terbaik Tahun 2011 dari Kementerian Pemuda & Olahraga berhasil diraihnya. Dina juga pernah diliput oleh salah satu stasiun TV swasta. Icha sendiri lulus dari Sekolah Bisnis Manajemen ITB pada tahun 2009 dan mendapat award 'The Most Entrepreneur Student’.
"Entrepreneur yang menginspirasi. saya adalah Papa saya sendiri. Karena setiap ia berbisnis, ia tidak hanya mementingkan profit bagi diri sendiri, namun juga keuntungan bersama. Setiap beliau membuka bisnis selalu dapat melibatkan orang-orang kecil dan membantu mereka untuk berkembang but have a big prospect in the future. Papa saya juga selalu memberikan nasihat yaitu 'Start small, but have a big prospect in the future'.
Saya setuju sekali, karena dalam berbisnis tidak perlu modal ratusan juta, namun pada awalnya kita bisa mulai dari kecil bahkan tanpa modal, lalu mengembangkannya sedikit demi sedikit dengan keuntungan yang didapatkan,” ucap Dina.
Tips dan Quote
Bisnis tidak harus selalu bermula dengan modal besar. Hobi yang unik pun bisa menjadi ide sebuah bisnis.
Dina bisa dikontak lewat e-mail andinairvani@gmail.com atau Twitter @andinairvani.