Parmenides lahir pada tahun 540 SM dan meninggal pada tahun 470 SM. Ia berasal dari kota Elea, Italia Selatan. Ia adalah murid Xenophanes, pendiri madzhab Elea. Namun, pada akhirnya, dirinyalah yang paling menonjol di antara para penganut madzhab Elea. Sekalipun ia adalah murid Xenophanes, ia tidak mengikuti pandangan-pandangan Xenophanes. Pengaruh sang guru terhadap dirinya hanyalah dalam penggunaan puisi untuk menyampaikan filsafatnya.
Parmenides aktif dalam dunia politik dan konon ia ikut membentuk undang-undang bagi kotanya. Selain itu, ia adalah salah seorang tokoh relativisme yang penting. Ia dikenal sebagai logikawan pertama dalam sejarah filsafat, bahkan bisa dikatakan filsuf pertama dalam pengertian modern. Ia sangat dihargai oleh filsuf-filsuf lainnya, termasuk Plato dan Aristoteles. Plato amat menghargai metode Parmenides dan lebih banyak mengambil pemikirannya dibandingkan dengan filsuf-filsuf pendahulunya.
Pemikiran Parmenides sangat bertolak belakang dengan pemikiran Heraclitus. Bagi Heraclitus, realitas seluruhnya bukanlah sesuatu yang lain dari gerak dan perubahan. Sedangkan menurut Parmenides, realitas merupakan keseluruhan yang bersatu, tidak bergerak ataupun berubah. Bagi Parmenides seluruh jalan kebenaran itu bersandar pada satu keyakinan, “Yang ada itu ada”, itulah kebenaran yang sesungguhnya. Dapat dikatakan bahwa Parmenides adalah seorang filsuf yang tidak mempercayai akan indra-indranya. Ia berkeyakinan bahwa indra kita tidak tepat dalam memberikan gambaran mengenai dunia ini.
Pemikiran Parmenides tersebut membuka babak baru dalam sejarah filsafat Yunani. Bisa dikatakan jika dirinyalah penemu metafisika, cabang filsafat yang menyelidiki “yang ada". Pada masa selanjutnya, filsafat akan berkutat pada masalah-masalah yang ia munculkan, yakni bagaimana pemikiran atau rasio dicocokkan dengan data-data indrawi. Plato dan Aristoteles adalah filsuf-filsuf yang memberikan pemecahan untuk permasalahan tersebut.