Kingdom Protista sangat berbeda dengan kingdom lainnya.
Beberapa Protista adalah autrotof dan beberapa lagi adalah heterotrof. Respirasi
pada Protista terjadi secara aerobik. Hidup bebas di laut, air tawar, atau
parasit pada makhluk hidup lain. Walaupun pada umumnya Protista adalah makhluk
hidup uniseluler, namun terdapat juga Protista yang multiseluler, seperti
ganggang laut.
Anda mungkin bertanya-tanya mengapa Protista tidak
dikelompokkan dalam kingdom Monera meski keduanya secara umum merupakan makhluk
hidup satu sel. Hal ini dikarenakan Protista berbeda dengan Monera dalam hal
struktur inti sel. Pada Protista, selnya sudah mempunyai membran inti atau
disebut organisme eukariotik.
A. Protista mirip tumbuhan
meliputi alga uniseluler dan multiseluler sederhana. Fosil alga yang pernah ditemukan diperkirakan berasal dari zaman Precambrian 1,2–1,4 miliar tahun yang lalu. Dengan demikian, tak dapat dipungkiri bahwa alga telah ada sepanjang zaman Paleozoic, yaitu sekitar 500 juta tahun yang lalu.
Protista mirip tumbuhan uniseluler sering disebut juga sebagai
fitoplankton, sedangkan Protista mirip tumbuhan multiselular sering disebut
alga. Protista fotosintetik ini tersebar secara luas di lautan dan danau-danau.
Walaupun sebagian termasuk organisme mikroskopik, organisme ini memiliki peran
yang sangat penting. Fitoplankton di lautan menyumbangkan sekitar 70% dari semua
aktivitas fotosintesis yang ada di muka bumi ini, yaitu menyerap karbon
dioksida, mengisi atmosfer dengan oksigen, dan menyokong siklus kehidupan dalam
jaring-jaring makanan dalam kehidupan air.
Protista mirip tumbuhan, dibagi menjadi 7 filum, yaitu
Euglenophyta, Chrysophyta, Bacillariophyta (Diatomae), Pyrrophyta
(Dinoflagellata), Rhodophyta, Phaeophyta, dan Chlorophyta.
Euglenophyta
Filum Euglenophyta dinamai berdasarkan genus yang melimpah
pada filum ini, yaitu Euglena. Euglenophyta merupakan organisme uniseluler yang
memiliki flagela, vakuola kontraktil, stigma yang dapat menangkap cahaya
(photoreceptive eyespot), dan kloroplas. Euglenophyta dapat hidup secara
autotrof atau heterotrof. Beberapa jenis Euglena yang autotrof dapat menjadi
heterotrof ketika tingkat cahaya rendah.
struktur tubuh Euglena |
Euglenophyta mengandung klorofil a dan b serta beberapa jenis
karotenoid. Karbohidrat hasil fotosintesis disimpan dalam bentuk paramilum.
Perkembangbiakan dilakukan secara aseksual melalui pembelahan biner.
Chrysophyta (Alga cokelat-keemasan)
Chrysophyta kebanyakan hidup di air tawar, meskipun
beberapa ada yang hidup di air laut. Alga kelompok ini mempunyai makanan yang
disimpan sebagai laminarin, yaitu suatu polisakarida sebagai simpanan makanan
pada alga ini, dan memiliki pigmen fotosintetik, yaitu klorofil c, klorofil a,
xantofil, dan pigmen karoten.
Alga cokelat-keemasan memiliki variasi struktur dan bentuk.
Sebagian tidak memiliki dinding sel dan dapat merayap seperti Amoeba. Sebagian
lagi memiliki dinding sel yang terbuat dari selulosa. Biasanya, Alga
cokelat-keemasan yang memiliki dinding sel pektin, memiliki dua flagel. Alga
cokelat-keemasan memiliki klorofil a, klorofil b, pigmen karoten, dan pigmen
fucoxanthin yang merupakan sumber warna keemasan alga ini. Contoh spesies
anggota Chrysophyta adalah Dinobryon.
Dinobryon adalah contoh spesies Chrysophyta |
Bacillariophyta (Diatom)
Anggota kelompok ini dapat hidup di air tawar dan air laut.
Bacillariophyta memiliki makanan yang disimpan sebagai leukosin dan memiliki
pigmen fotosintetik, yaitu klorofil a, klorofil c, xantofil, dan karoten. Diatom
menyekresikan dioksida silisium (disebut juga sebagai frustule) yang kemudian
membentuk deposit fosil yang dikenal sebagai tanah diatom. Tanah diatom dapat
digunakan sebagai bahan pembuat saringan dan sebagai bahan campuran penggosok.
Beberapa anggota Chrysophyta merupakan organisme uniseluler dan sebagian hidup
berkoloni. Umumnya berkembang biak secara aseksual, namun sebagian menghasilkan
gamet dan melakukan reproduksi seksual.
Diatom dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok pennalean
yang mempunyai tubuh yang simetri bilateral dan bentuk tubuh yang panjang;
kelompok centralean dengan simetri radial dan bentuk bulat gemuk. Diatom dapat
juga digunakan sebagai indikator untuk kualitas air, pasta gigi, dan sebagai
penunjuk usia fosil. Beberapa contoh spesiesnya, antara lain Rhaponeis sp.,
Triceratium pentacrinus, Arachnoidiscus ehrenbergi, dan Trinaria
regina.Perhatikan gambar berikut.
Macam-macam kelompok diatom. (a) Rhaponeis, (b) Triceratium pentacrinus, (c) Arachnoidiscus ehrenbergi, dan (d) Trinacria regina |
Pyrrophyta (Dinoflagellata)
Dinoflagellata diberi nama demikian karena pergerakan yang
dibantu dua flagela mirip cambuk (dalam bahasa Latin, dino artinya pusaran air).
Beberapa Dinoflagellata ditutup oleh membran sel, sedangkan lainnya ada yang
ditutupi oleh dinding selulosa seperti halnya sel pada tumbuhan. Walaupun
beberapa jenis Dinoflagellata hidup di air tawar, umumnya Dinoflagellata hidup
di lautan contohnya Ceratium sp. Di lautan mereka adalah organisme yang penting
sebagai makanan bagi organisme yang lebih besar. Di laut, banyak Dinoflagellata
yang mengeluarkan cahaya (bioluminesens) berwarna hijau biru yang sangat indah
pada malam hari.
Klorofil hijau Dinoflagellata biasanya ditutup oleh pigmen
merah yang membantu menangkap energi cahaya. Ketika air dalam keadaan hangat dan
kaya akan nutrisi, populasi Dinoflagellata akan meledak. Jumlah Dinoflagellata
akan sedemikian banyaknya sehingga air akan berwarna merah oleh warna dari
tubuh. Peristiwa ini dikenal dengan gelombang merah (red tide). Ketika terjadi
gelombang merah, ribuan ikan mati lemas akibat insang mereka tersumbat atau
kekurangan oksigen oleh miliaran Dinoflagellata yang mati dan membusuk. Akan
tetapi, tiram dan remis “berpesta” dengan menyaring jutaan makanan mereka dari
air. Dalam proses ini, tubuh mereka akan mengumpulkan racun saraf yang
diproduksi Dinoflagellata dalam jumlah yang cukup besar. Jika manusia memakan
Molusca tersebut, dapat mengakibatkan keracunan akibat akumulasi racun saraf
Dinoflagellata.
Rhodophyta (Alga Merah)
Rhodophyta mempunyai pigmen berwarna merah (fikoeritrin)
yang sangat banyak. Umumnya, Rhodophyta multiseluler, namun terdapat juga
Rhodophyta yang uniseluler. Alga merah multiseluler umumnya makroskopis dan
struktur tubuhnya menyerupai tumbuhan (talus). Talus pada Rhodophyta berupa
helaian atau seperti tumbuhan. Siklus hidup Rhodophyta berbeda satu sama lain.
Tidak seperti alga lainnya, Rhodophyta tidak memiliki fase berflagel dalam
siklus hidupnya. Untuk kawin, gamet bergantung pada arus air. Banyak anggota
Rhodophyta tubuhnya dilapisi kalsium karbonat, misalnya Coralina, seperti yang
terlihat pada gambar berikut.
(a) Coralina dan (b) Chondrus merupakan contoh alga merah. |
Beberapa alga merah bermanfaat sebagai penyokong penting bagi
batu karang tropis. Alga merah juga dapat menghasilkan carrageenan, suatu zat
aditif yang dapat ditambahkan pada puding dan es krim. Selain itu, alga merah
yang dikeringkan banyak digunakan dalam beberapa hidangan masakan Jepang.
Phaeophyta (Alga Kecokelatan)
Phaeophyta atau alga cokelat, umumnya terdiri atas
organisme multiseluler yang hidup di laut dan mempunyai pigmen xantofil (pigmen
warna cokelat). Phaeophyta bersifat autotrof dan menyimpan cadangan makanannya
dalam laminarin. Perkembangbiakannya dilakukan secara aseksual dan seksual.
Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembentukan zoospora berflagel dan
fragmentasi, sedangkan reproduksi seksual dilakukan dengan oogami atau isogami.
Terdapat alga cokelat yang merupakan alga laut raksasa dan dapat mencapai
panjang hingga lebih dari 100 meter. Alga cokelat digunakan sebagai makanan,
pupuk, dan sebagai sumber pembuatan alginate atau bahan kosmetik.
Fucus serratus termasuk ganggang warna cokelat yang
berdiferensiasi menjadi bentuk yang mengapung. Postelsia dan Sargassum merupakan
contoh alga cokelat yang banyak dijumpai, seperti yang terlihat pada gambar
berikut.
(a) Postelsia dan (b) Sargassum merupakan contoh alga cokelat. |
Chlorophyta (Alga Hijau)
Chlorophyta atau alga hijau mempunyai dinding sel, klorofil
a, klorofil b, dan betakaroten, serta menyimpan produk hasil fotosintesisnya
dalam bentuk pati (amilum). Alga hijau sudah tidak diragukan lagi sebagai nenek
moyang dari tumbuhan. Alga hijau merupakan makhluk hidup uniseluler dan dapat
berkoloni menjadi bentuk multiseluler sederhana.
Banyak spesies Chlorophyta uniseluler hidup sebagai plankton,
mendiami tanah basah dan salju, atau bersimbiosis dengan organisme lain. Salah
satu simbiosis mutualisme yang terkenal adalah simbiosis antara Chlorophyta dan
Fungi (jamur), yang terkenal sebagai Lichenes (lumut kerak).
Chlorophyta paling sederhana adalah organisme satu sel dengan
dua flagela, yaitu Chlamydomonas. Chlamydomonas dan Chlorophyta yang serupa
dengannya merupakan bentuk awal dari alga hijau. Chlamydomonas hidup secara
autotrof dengan kloroplas tunggal. Chlamydomonas juga mempunyai vakuola
kontraktil dan pirenoid. Kelebihan gula hasil fotosintesis disimpan sebagai pati
di sekitar pirenoid. Perhatikan Gambar berikut.
(a) Chlamydomonas, (b) olvox, dan (c) Spirogyra sp. olvox merupakan koloni dari Chlamydomonas. |
Ulva (selada laut) mengalami tahap pergiliran hidup dari bentuk talus haploid
multiseluler menjadi diploid multiseluler. Perhatikan berikut.
Siklus hidup ulva. |
Talus haploid multiseluler disebut gametofit, sedangkan talus diploid
multiseluler disebut sporofit. Sporofit dewasa akan membentuk zoospora.
Zoospora-zoospora tersebut akan tumbuh menjadi gametofit jantan dan gametofit
betina. Gametofit jantan setelah dewasa menghasilkan gamet jantan dan begitu
juga dengan gametofit betina menghasilkan gamet betina. Kedua gamet ini akan
melakukan fertilisasi dan menjadi zigot diploid. Kemudian, zigot diploid
tersebut membelah secara mitosis dan tumbuh menjadi sporofit.
B. Protista Mirip Hewan
Protozoa adalah hewan pertama (protos = pertama; zoon = hewan), digambarkan sebagai organisme mirip hewan karena dapat bergerak dan mengambil makanan dari organisme lain. Protozoa dibagi ke dalam 6 filum, yaitu Zoomastigophora, Rhizopoda, Apicomplexa, Ciliophora, Foraminifera, dan Actinopoda.
ciri-ciri umum sebagian filum yang termasuk Protozoa.
Zoomastigophora
Ciri Umum : Zooflagellata, menggunakan flagel untuk bergerak dan memangsa,
umumnya uniseluler, beberapa berkoloni
Contoh : Triconympha sp. dan Trypanasoma sp.
Rhizopoda
Ciri Umum : Pseudopodia untuk bergerak dan memangsa.
Contoh : Amoeba proteus
Actinopoda
Ciri Umum : Memangsa dengan axopodia (pseudopodia
yang runcing dan menyebar), memiliki rangka silika.
Contoh : Helizoa dan Radiozoa
Apicomplexa
Ciri Umum : Sebelumnya dikenal sebagai sporozoa, parasit pada hewan dan
manusia dengan siklus hidup yang rumit
Contoh : Plasmodium
Ciliophora
Ciri Umum : Cilia digunakan untuk bergerak dan memangsa, umumnya uniseluler,
beberapa sesil dan berkoloni
Contoh : Stylonychia sp., Paramaecium sp.
Foraminifera
Ciri Umum : Memangsa dan bergerak menggunakan pseudopodia halus yang saling
berhubungan
Contoh : Globigerina
Semuanya termasuk organisme uniseluler, eukariot, dan heterotrofik. Perbedaan
utama enam filum ini hanya dalam cara pergerakannya.
Zoomastigophora (Zooflagellata)
Semua Zooflagellata memiliki minimal satu flagellum. Organel serbaguna
ini dapat mendorong organisme bergerak, merasakan lingkungannya, dan menjerat
mangsa. Zooflagellata sangat beragam, banyak yang hidup bebas di habitat tanah
atau air, bersimbiosis, hidup di dalam organisme lain dengan hubungan mutualisme
atau parasitik. Salah satu contoh simbiosis mutualisme yaitu Triconympha sp.
yang hidup dalam usus rayap. Kemampuan Triconympha sp. mengurai selulosa,
memberi kemampuan pada rayap untuk mengonsumsi kayu.
(a)Triconympha sp. hidup bersimbiosis pada rayap, sedangkan (b) Trypanosoma sp. merupakan parasit pada manusia dan penyebab penyakit tidur. |
Zooflagellata dari genus Trypanosoma sp. bertanggung jawab terhadap penyakit
tidur yang dapat menyebabkan kematian. Zooflagellata ini disebarkan melalui
lalat tse tse.
Rhizopoda (Amoeba)
Rhizopoda memiliki membran plasma yang fleksibel dan dapat melebar ke
arah mana pun, membentuk pseudopodia (kaki semu) yang digunakan untuk bergerak
dan mendapatkan makanan. Rhizopoda yang dikenal dengan sebutan Amoeba biasanya
ditemukan di danau atau di kolam. Amoeba tidak mempunyai organel-organel sel
yang banyak, seperti pada Zooflagelata ataupun Ciliophora. Akan tetapi, Amoeba
memiliki struktur internal kompleks dan memiliki kemampuan yang baik dalam
merasakan serta menangkap mangsa.
Contoh Filum Rhizopoda. (a) Bagian-bagian tubuh pada Amoeba proteus. (b) Bentuk Amoeba proteus. |
Actinopoda (Heliozoa dan Radiozoa)
Actinopoda artinya kaki sinar. Pemberian nama ini mengacu pada bentuk
pseudopodia runcing yang memencar dari tubuh Actinopoda. Pseudopodia tipe ini
disebut axopodia. Axopodia membantu organisme ini mengapung dan memangsa
organisme yang lebih kecil. Heliozoa umumnya hidup di air tawar dan menggunakan
axopodia untuk memangsa, sedangkan Radiozoa umumnya hidup di laut dengan
cangkang bersilikat yang berbeda-beda pada setiap spesies. Perhatikan Gambar
berikut.
Contoh dari Filum Actinopoda. (a) Heliozoa dan (b) Radiozoa. |
Apicomplexa (Sporozoa)
Semua organisme Apicomplexa, sebelumnya disebut sporozoa, bersifat
parasitik dan hidup di dalam tubuh atau sel inang mereka. Mereka memiliki
kemampuan membentuk spora, suatu struktur tetap yang penyebarannya melalui
makanan, air, atau gigitan serangga. Sporozoa tidak memiliki alat gerak, namun
mengandung organel kompleks yang membantunya menempel dan menyerang inang.
Banyak anggotanya memiliki siklus hidup yang kompleks. Oleh karena itulah filum
ini disebut Apicomplexa. Salah satu contoh Sporozoa yang terkenal adalah
penyebab penyakit malaria, yaitu Plasmodium (Gambar 3.14). Terdapat beberapa
spesies Plasmodium.
- Plasmodium falciparum yang memiliki masa sporulasi tidak menentu, antara 1–3 × 24 jam dan merupakan penyebab penyakit malaria tropika.
- Plasmodium vivax yang memiliki masa sporulasi setiap 2 × 24 jam dan merupakan penyebab penyakit malaria tertiana.
- Plasmodium malariae yang memiliki masa sporulasi setiap 3 × 24 jam dan merupakan penyebab penyakit malaria kuartana.
Plasmodium yang hidup pada manusia. (a) Plasmodium yang terdapat dalam sel darah yang ditularkan oleh (b) tusukan nyamuk Anopheles betina. |
Penyebaran Plasmodium terjadi ketika nyamuk Anopheles betina menusuk manusia
yang terkena penyakit malaria. Plasmodium akan terbawa bersama darah bersama ke
dalam tubuh nyamuk dalam bentuk gametosit. Di dalam tubuh nyamuk, gametosit
berubah menjadi gamet jantan dan gamet betina, lalu terjadi fertilisasi. Zigot
hasil fertilisasi merupakan fase haploid dari seluruh siklus hidup Plasmodium.
Zigot menerobos dinding usus dan mengisap makanan dari tubuh nyamuk. Zigot
berkembang menjadi oosista yang mengandung ratusan sporozoit. Sporozoit yang
terbentuk berpindah ke kelenjar air liur (saliva). Perhatikan Gambar berikut.
Siklus hidup Plasmodium pada manusia yang disalurkan oleh nyamuk Anopheles. |
Jika nyamuk betina mengisap darah manusia sehat, sporozoit akan dikeluarkan
bersama zat antikoagulan (zat antipembekuan darah) dari nyamuk menuju peredaran
darah manusia. Kemudian, menuju ke sel hati. Setelah beberapa hari, akan terjadi
pembelahan dan terbentuklah merozoit yang menyerang sel-sel darah merah.
Setelah sel-sel darah merah pecah (sporulasi), merozoit akan keluar dan
mencari sel darah merah baru. Pada saat sel-sel darah merah pecah, penderita
akan merasa demam. Siklus demam bergantung pada spesies Plasmodium. Setelah
mengalami beberapa kali pembelahan, beberapa merozoit berubah menjadi gametosit.
Gametosit ini berada di dalam peredaran darah dan dapat terbawa oleh Anopheles
betina lainnya.
Walaupun obat chloroquinone (kina) dapat membunuh parasit malaria, amat
disayangkan parasit ini mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kekebalan
tubuhnya terhadap chloroquinone. Program pemusnahan nyamuk Anopheles tidak
berjalan dengan lancar karena nyamuk ini menjadi resisten atau tahan terhadap
pestisida. Para peneliti berharap dapat menggunakan teknik rekayasa genetik
untuk membuat nyamuk Anopheles memiliki kemampuan untuk membunuh parasit
Plasmodium, bukan menyebarkannya.
Ciliophora (Ciliata)
Anggota Filum Ciliophora merupakan organisme uniseluler soliter yang umumnya
hidup di air tawar. Ciliata memiliki banyak organel yang terspesialisasi,
termasuk cilia (tunggal cilium), struktur mirip rambut pendek di luar tubuhnya.
Cilia mungkin menutupi seluruh bagian tubuh Ciliata atau terlokalisasi. Pada
genus Paramaecium, cilia menutupi seluruh bagian permukaan tubuh. Koordinasi
yang baik pada cilia menyebabkan mereka dapat bergerak dengan cepat, sekitar
satu milimeter per detiknya. Walaupun merupakan sel tunggal, Paramaecium dapat
merespons lingkungan sekitarnya dengan baik. Jika bertemu dengan bahan kimia
berbahaya atau penghalang, sel secara cepat akan mundur dengan gerakan cilia
menuju arah yang berbeda.
(a) Paramaecium dengan trikosista dan (b) struktur tubuh dari Paramaecium. |
Ciliata adalah predator yang ulung. Beberapa Ciliata, termasuk aramaecium dan
Didinium, membuat mangsa mereka tidak dapat bergerak dengan melepaskan
jarum-jarum yang disebut trikosista yang menempel pada tubuh mereka. Mangsa
kemudian dibawa ke dalam struktur mirip mulut dan dicerna pada vakuola yang
sewaktu-waktu berfungsi seperti perut. Sisa makanan tersebut kemudian
dikeluarkan melalui eksositosis. Air yang berlebihan diakumulasikan di dalam
vakuola yang secara periodik berkontraksi untuk mengosongkan cairan melalui
lubang yang disebut pori anal.
Foraminifera
Foraminifera merupakan Protozoa yang hidup di air laut. Anggota filum ini
umumnya hidup di pasir atau menempel pada batu dan alga. Akan tetapi, beberapa
terdapat juga sebagai plankton. Foraminifera memiliki cadangan yang terbuat dari
kalsium karbonat. Dari semua spesies Foraminifera yang teridentifikasi, 90%
adalah fosil. Cangkang Foraminifera yang telah menjadi fosil, merupakan komponen
penyusun sedimen laut.
Cangkang Foraminifera yang dapat ditemukan di laut. |
C. Protista Mirip Jamur
Protista Mirip Jamur - Dahulu Protista mirip jamur sering dikelompokkan ke dalam kingdom Fungi, namun
sekarang pada umumnya para ahli telah mengelompokkannya ke dalam kingdom
Protista. Protista mirip jamur menghabiskan sebagian besar waktu hidupnya dalam
bentuk uniseluler. Akan tetapi, Protista mirip jamur dapat bergabung dan
berkelompok sehingga membentuk organisme multiseluler. Dalam keadaan tersebut,
Protista mirip jamur mengalami masa transisi dari uniseluler menuju
multiseluler.
Protista mirip jamur atau yang lebih dikenal dengan jamur
lendir memiliki susunan sel, cara reproduksi, dan siklus hidup yang berbeda dari
jamur. Berdasarkan perbandingan molekuler, jamur lendir mirip dengan beberapa
alga walaupun jamur lendir tidak memiliki kloroplas. Protista mirip jamur
terdiri atas tiga filum, yaitu Myxomycota, Acrasiomycota, dan Oomycota.
Myxomycota
Filum Myxomycota terdiri atas jamur lendir.
Anggota Myxomycota biasanya memiliki pigmen kuning atau oranye dan
bersifat heterotrof. Myxomycota memiliki fase amoeboid berinti banyak
dan tidak dibatasi dinding kuat yang disebut plasmodium yang dapat dijumpai
dalam siklus hidupnya. Plasmodium dapat bergerak seperti Amoeba di atas substrat
dan mencerna makanan secara fagositosis, menelan partikel atau sel
secara langsung. Contoh spesies Myxomycota adalah Physarium
sp.
Jamur dari Filum Myxomycota. (a) Physarium merupakan salah satu
contoh jamur lendir serta salah satu organisme perintis. (b) Bentuk sporangium jamur lendir.
|
Acrasiomycota
Anggota Acrasiomycota atau yang disebut jamur lendir
uniseluler, pada dasarnya lebih mirip dengan protozoa uniseluler. Fase
vegetatifnya juga merupakan sel yang berfungsi sebagai individu. Jika makanan
tidak tersedia, sel-sel akan membentuk agregat atau kumpulan yang berfungsi
sebagai unit. Meskipun kumpulan selnya mirip dengan Myxomycota, sel-sel
Acrasiomycota tetap mempertahankan identitasnya dan terpisah oleh membran
mereka. Perbedaan lainnya, yaitu jamur lendir plasmodium memiliki fase haploid
dan diploid. Acrasiomycota memiliki tubuh buah yang berfungsi sebagai alat
reproduksi seksual.
Oomycota
Oomycota dikenal sebagai jamur air (water molds), karat
putih (white rust), dan downy mildew. Organisme ini terdiri atas hifa (filamen
atau benang halus yang membentuk bagian vegetatif jamur) yang terlihat seperti
jamur pada umumnya. Oomycota memiliki dinding sel yang terbuat dari selulosa.
Pada umumnya, jamur air merupakan pengurai yang tumbuh pada alga atau hewan
mati. Beberapa lagi merupakan parasit pada ikan.
Anggota dari kelompok Oomycota sebagian besar bereproduksi
menghasilkan oogonia. Beberapa yang lainnya bereproduksi secara aseksual dengan
zoospora. Pada saat proses reproduksi, zoospora bergerak dengan berenang cepat.
Peristiwa tersebut terjadi di dalam air. Contoh spesies Oomycota adalah
Saprolegnia.
D. Peranan Protista dalam Kehidupan Manusia
Protista dalam kehidupan manusia dapat memberikan keuntungan dan kerugian.
Banyak anggota dari kingdom ini bersifat parasit, baik bagi manusia maupun
makhluk hidup lain. Phytophtora infestans merupakan Protista mirip jamur yang
menginfeksi tanaman kentang sehingga menyebabkan gagal panen dan kelaparan yang
hebat di Irlandia pada abad ke-19.
Protista mirip hewan juga kerap menyebabkan masalah bagi
manusia. Entamoeba histolytica, Entamoeba coli, dan Entamoeba gingivalis
merupakan organisme penyebab beberapa penyakit sekitar mulut dan pencernaan.
Chlorophyta dan Dinoflagellata mampu menyebabkan kematian ribuan ikanikan di
danau atau sungai yang disebut alga bloom dan red tide. Trypanosoma merupakan
parasit pada hewan dan manusia yang menyebabkan penyakit tidur di Afrika. Salah
satu anggota kingdom Protista yang cukup berbahaya adalah Plasmodium, penyebab
penyakit malaria.
Walaupun demikian, terdapat banyak manfaat dari anggota
Protista. Manfaat terbesar adalah sebagai penghasil oksigen dan sebagai produsen
terbesar di laut. Berikut pada Tabel, beberapa manfaat lain dari anggota kingdom
Protista.
Beberapa Spesies Protista yang Bermanfaat |