Pemanfaatan Biologi dalam Bidang
Peternakan - Seperti
halnya pada bidang pertanian, pemanfaatan Biologi pada bidang peternakan pun sudah sedemikian besar. Dengan
menerapkan pengetahuan cabang-cabang
Biologi seperti zoologi, anatomi hewan, fisiologi hewan, genetika, biologi reproduksi, embriologi, dan
biologi molekuler/rekayasa genetika,
para peternak dan masyarakat yang lebih luas telah dapat menikmati hasilnya. Melalui penerapan ilmu-ilmu tersebut
telah banyak dihasilkan ternak varietas
unggul, diantaranya adalah ayam penghasil banyak telur, ayam pedaging, sapi pedaging, sapi penghasil banyak
susu, dan domba pedaging.
Dalam usaha perbanyakan ternak unggul tersebut kini pun telah banyak menggunakan teknik kawin silang (hibridisasi) dan teknik kawin suntik (inseminasi buatan). Dengan teknik inseminasi buatan, dapat dihasilkan keturunan sapi atau domba yang diharapkan tanpa mengenal musim kawin, serta tidak melibatkan sapi atau domba jantan.
Dalam usaha perbanyakan ternak unggul tersebut kini pun telah banyak menggunakan teknik kawin silang (hibridisasi) dan teknik kawin suntik (inseminasi buatan). Dengan teknik inseminasi buatan, dapat dihasilkan keturunan sapi atau domba yang diharapkan tanpa mengenal musim kawin, serta tidak melibatkan sapi atau domba jantan.
Teknik
inseminasi buatan ini diikuti dengan teknik superovulasi,
yakni teknik perbanyakan
ternak unggul dengan cara menyuntikkan hormon reproduksi berupa PMSG (pregnant
mare serum gonadotrophin) dan HCG (human chorionic gonadotrophin).
Hormon-hormon ini berfungsi merangsang terbentuknya
sel telur dalam jumlah banyak sebelum sapi atau domba diinseminasi. Adapun spermatozoa yang berasal
dari ternak jantan dapat diperoleh
tidak harus dari ternak jantan secara langsung, tetapi diambil dari tempat penyimpanan spermatozoa. Teknik
penyimpanan spermatozoa menggunakan
nitrogen cair bersuhu –196 derajat celcius.
Selain
teknik inseminasi dan superovulasi, dewasa ini telah dikembangkan juga teknik fertilisasi in vitro. Pada teknik ini, embrio dapat dihasilkan di luar uterus (kandungan) induk betina dalam
jumlah tertentu. Dan sebelum embrio
ini diimplantasikan (ditanam dalam uterus induk betina) dapat disimpan dalam jangka waktu tertentu pada nitrogen cair
bersuhu –196 derajat celcius. Embrio
dari jenis unggul ini kemudian dapat diimplantasikan ke induk sapi betina yang tidak unggul bunting semu dari
species yang sama. Dengan demikian
akan cepat diperoleh banyak sapi unggul.
Demikianlah Pemanfaatan Biologi pada bidang peternakan. Baca selanjutnya: Manfaat Biologi di Bidang Perikanan.