Sahabat Anas bin Malik menceritakan bahwa saat itu Sa'ad bin Rabi' berkata kepada Abdurrahman bin Auf, "Saudaraku, aku adalah penduduk Madinah yang kaya raya, pilih separuh hartaku dan ambillah. Aku mempunyai dua orang istri, coba perhatikan yang lebih menarik perhatian Anda, akan kuceraikan dia hingga Anda dapat memperistrinya ..."
Abdurrahman menjawab dengan halus, "Semoga Allah memberkati Anda, istri, dan harta Anda. Tunjukkanlah letaknya pasar agar aku dapat berniaga."
Setelah itu Sa'ad menunjukkan letak pasar. Abdurrahman berniaga, melaba dan merugi, Kreativitas Abdurrahman muncul, beliau melihat bahwa ada peluang yang belum tergarap. Abdurrahman meminta Sa'ad untuk membeli tanah yang kurang berharga yang terletak di samping tanah pasar itu. Kemudian oleh Abdurrahman tanah yang telah dibeli tersebut dipetak-petak dengan baik. Abdurrahman mengundang orang-orang untuk berjualan di tanah yang telah dipetak-petaknya secara gratis. Jika dapat untung, silakan memberikan bagi hasil. Para pedagang menyukai cara Abdurrahman berniaga. Dalam waktu yang singkat, keuntungan Abdurrahman berlipat-lipat.
Setelah mendapatkan keuntungan yang cukup lumayan, Abdurrahman bertemu Rasulullah dengan memakai wangi-wangian. Melihat sahabatnya tersebut, Rasulullah menyambutnya dengan bahagia "Wah,alangkah wanginya kamu, hai Abdurrahman".
Abdurrahman menjawab "Saya hendak menikah ya Rasulullah."
Rasulullah bertanya "Apa mahar yang kamu berikan kepada istrimu?"
Abdurrahman menjawab "Emas seberat biji kurma.”
"Adakan kenduri, walau hanya dengan menyembelih seekor kambing. Semoga Allah memberkati pernikahanmu dan hartamu." Rasulullah berkata dengan lembut kepada Abdurrahman.
"Sejak itu dunia datang menghadap kepadaku (hidup makmur dan bahagia". terang Abdurrahman.
Sahabat Abdurrahman bin Auf dikenal sangat dermawan, karena sifat inilah Allah memperbanyak hartanya. Dalam sehari Abdurrahman memerdekakan 30 orang budak, dan beliau telah memerdekakan lebih dari 30.000 budak. Saat kaum Muslimin membutuhkan bantuan untuk persiapan perang, Abdurrahman memberikan 50% kekayaannya dan menyimpan 50% sisanya untuk keluarganya. Tidak hanya itu, Abdurrahman mensedekahkan 40.000 dirham perak, 40.000 dirham emas, 500 ekor kuda perang, dan 1.500 ekor unta. Sepertiga penduduk Madinah dipinjami uang oleh beliau, sepertiga yang lain dibebaskan dari hutang, dan sepertiga sisanya mendapat tanggungan hidup dari beliau.
Abdurrahman bin Auf juga pernah membagikan 700 unta dan muatannya. Dalam perang Tabuk, kaum Muslimin kekurangan biaya dan persenjataan, untuk melawan negara adikuasa pada waktu itu yaitu Romawi, dibutuhkan perbekalan yang tidak sedikit. Abdurrahman bin Auf memelopori dengan memberikan dua ratus uqiyah emas.
Setelah Rasulullah wafat, Abdurrahman menjaga kesejahteraan istri-istri Nabi Saw dengan memberikan segala kebutuhan hidup dan pengawalan, terutama saat pergi ibadah haji ke Mekkah. Suatu hari Abdurrahman membeli sebidang tanah seharga empat ribu dinar. Lalu tanah itu dibagi-bagikan kepada seluruh fakir miskin Bani Zuhrah dan kepada Istri-istri Rasulullah.
Meski hartanya telah diberikan kepada banyak orang. Abdurrahman bin Auf masih tetap menjadi orang terkaya dari para sahabat Rasulullah. Jika ditaksir dengan hitungan rupiah, kekayaan Abdurrahman di atas ratusan triliun. Jika satu ekor kuda perang pilihan ditaksir dengan harga Rp 50 juta, dan beliau mensedekahkan 500 ekor kuda berarti dalam satu kali sedekah beliau menyalurkan 25 milyar rupiah. Itu belum tanah, unta, emas, dirham, dinar, gandum, wangi-wangian, tepung, dan banyak barang lainnya yang beliau sedekahkan.
Saat hendak meninggal, Abdurrahman bin Auf meneteskan air mata dan berkata “Sesungguhnya aku takut tertahan untuk berjumpa sahabat-sahabatku karena banyaknya harta yang aku miliki"
Pada waktu pemakaman Abdurrahman bin Auf, Ali bin Abi Thalib memberikan sambutannya dengan berkata “Anda telah mendapatkan kasih sayang, dan Anda berhasil menundukkan kepalsuan dunia. Semoga Allah senantiasa merahmati Anda. Amin"
Abdurrahman bin Auf meninggalkan dua puluh delapan anak laki-laki dan delapan anak perempuan. Di antara harta warisan Abdurrahman bin Auf adalah emas murni sehingga tangan para pembawanya kewalahan untuk membagikannya dan masing-masing empat orang istrinya mendapakan warisan sebanyak delapan puluh ribu dinar. Beliau juga meninggalkan 1000 ekor unta, 300 kambing, 100 kuda perang pilihan yang digembalakan di Naqi', dan mempunyai lahan pertanian, sehingga keluarganya tak perlu khawatir untuk kebutuhan selama puluhan tahun ke depan.
Sahabat Abdurrahman bin Auf dikenal sangat dermawan, karena sifat inilah Allah memperbanyak hartanya. Dalam sehari Abdurrahman memerdekakan 30 orang budak, dan beliau telah memerdekakan lebih dari 30.000 budak. Saat kaum Muslimin membutuhkan bantuan untuk persiapan perang, Abdurrahman memberikan 50% kekayaannya dan menyimpan 50% sisanya untuk keluarganya. Tidak hanya itu, Abdurrahman mensedekahkan 40.000 dirham perak, 40.000 dirham emas, 500 ekor kuda perang, dan 1.500 ekor unta. Sepertiga penduduk Madinah dipinjami uang oleh beliau, sepertiga yang lain dibebaskan dari hutang, dan sepertiga sisanya mendapat tanggungan hidup dari beliau.
Abdurrahman bin Auf juga pernah membagikan 700 unta dan muatannya. Dalam perang Tabuk, kaum Muslimin kekurangan biaya dan persenjataan, untuk melawan negara adikuasa pada waktu itu yaitu Romawi, dibutuhkan perbekalan yang tidak sedikit. Abdurrahman bin Auf memelopori dengan memberikan dua ratus uqiyah emas.
Setelah Rasulullah wafat, Abdurrahman menjaga kesejahteraan istri-istri Nabi Saw dengan memberikan segala kebutuhan hidup dan pengawalan, terutama saat pergi ibadah haji ke Mekkah. Suatu hari Abdurrahman membeli sebidang tanah seharga empat ribu dinar. Lalu tanah itu dibagi-bagikan kepada seluruh fakir miskin Bani Zuhrah dan kepada Istri-istri Rasulullah.
Meski hartanya telah diberikan kepada banyak orang. Abdurrahman bin Auf masih tetap menjadi orang terkaya dari para sahabat Rasulullah. Jika ditaksir dengan hitungan rupiah, kekayaan Abdurrahman di atas ratusan triliun. Jika satu ekor kuda perang pilihan ditaksir dengan harga Rp 50 juta, dan beliau mensedekahkan 500 ekor kuda berarti dalam satu kali sedekah beliau menyalurkan 25 milyar rupiah. Itu belum tanah, unta, emas, dirham, dinar, gandum, wangi-wangian, tepung, dan banyak barang lainnya yang beliau sedekahkan.
Saat hendak meninggal, Abdurrahman bin Auf meneteskan air mata dan berkata “Sesungguhnya aku takut tertahan untuk berjumpa sahabat-sahabatku karena banyaknya harta yang aku miliki"
Pada waktu pemakaman Abdurrahman bin Auf, Ali bin Abi Thalib memberikan sambutannya dengan berkata “Anda telah mendapatkan kasih sayang, dan Anda berhasil menundukkan kepalsuan dunia. Semoga Allah senantiasa merahmati Anda. Amin"
Abdurrahman bin Auf meninggalkan dua puluh delapan anak laki-laki dan delapan anak perempuan. Di antara harta warisan Abdurrahman bin Auf adalah emas murni sehingga tangan para pembawanya kewalahan untuk membagikannya dan masing-masing empat orang istrinya mendapakan warisan sebanyak delapan puluh ribu dinar. Beliau juga meninggalkan 1000 ekor unta, 300 kambing, 100 kuda perang pilihan yang digembalakan di Naqi', dan mempunyai lahan pertanian, sehingga keluarganya tak perlu khawatir untuk kebutuhan selama puluhan tahun ke depan.