Nama Ahmad Fuadi mulai terkenal sejak novel pertamanya, Negeri 5 Menara, sukses dan masuk dalam jajaran buku best seller pada 2009. Novel tersebut merupakan buku pertama dari trilogi novelnya dan diangkat ke film layar lebar pada 2012. Ia juga mendapatkan pernghargaan Anugerah Pembaca Indonesia
Ahmad Fuadi lahir di sebuah kampung kecil di pinggir Danau Maninjau, Sumatra Barat pada 30 Desember 1972. Ibunya seorang guru SD, sedangkan ayahnya guru madrasah.
Setelah lulus SMP dengan nilai terbaik Fuadi merantau ke Jawa untuk mematuhi permintaan ibunya agar masuk sekolah agama. Ia memperdalam ilmu agama serta bahasa Arab dan Inggris di Pondok Modern Gontor, Ponorogo selama empat tahun sampai lulus tahun 1992. Setelah lulus dia mengikuti UMPTN dan diterima di jurusan Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran, Bandung.
Saat kuliah Fuadi pernah mewakili Indonesia ketika mengikuti program Youth Exchange Program di Quebec, Kanada. Di penghujung masa kuliahnya di Bandung dia juga mendapat kesempatan kuliah satu semester di National University of Singapore dalam program SIF Fellowship. Semasa kuliah ia sering menulis artikel untuk dikirim ke berbagai media massa. Honor yang ia terima saat artikelnya diterbitkan ia gunakan untuk membayar biaya kuliah.
Setelah lulus kuliah Fuadi diterima sebagai wartawan Tempo. Kelas jurnalistik pertamanya dijalani dalam tugas-tugas reportasenya di bawah bimbingan wartawan senior. Setahun kemudian, dia merantau ke Washington DC bersama istrinya yang juga wartawan tempo untuk mengikuti program S-2 di School of Media and Public Affairs, George Washington University. Sambil kuliah mereka menjadi koresponden Tempo dan wartawan Voice of America.
Pada 2004 ia kembali mendapat beasiswa untuk belajar di Royal Holloway, University of London untuk bidang film dokumenter. Ia juga pernah menjadi Direktur Komunikasi di sebuah NGO konservasi: The Nature Conservancy.
Negeri 5 Menara yang terbit pada 2009 merupakan novel pertama yang ia tulis. Ia menulis novel, karena ingin memberikan manfaat kepada orang lain, sebagaimana ungkapan yang sering diajarkan di pesantren, yaitu bahwa sebaik-baik manusia adalah orang yang bermanfaat untuk orang lain, dengan caranya masing-masing. Novelnya sangat inspiratif dan memberikan pengaruh positif kepada pembacanya, yang ceritanya diadaptasi dari pengalaman selama di hidup pesantren.
Setelah Negeri 5 Menara, Fuadi menerbitkan novelnya yang kedua berjudul Ranah 3 Warna (2011), dilanjutkan dengan Rantau 1 Muara yang merupakan buku ketika dari triloginya. Ahmad Fuadi juga menjadi salah satu dari penulis buku Dari Datuk Sakura Emas, Rahasia Penulis Hebat: Menciptakan Karakter Tokoh, serta buku seri Man Jadda Wajada (Berjalan menembus Batas dan Menjadi Guru Inspiratif)