Keanekaragaman hayati di Indonesia sangat tinggi. Akan tetapi, keadaan tidak
akan terus seperti itu. Keanekaragaman hayati ini dapat berkurang karena
aktivitas manusia, misalnya akibat perburuan hewan. Kegiatan manusia terhadap
keanekaragaman hayati ini dapat berdampak positif dan berdampak negatif.
Manusia melakukan banyak sekali kegiatan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Terkadang kegiatan yang dilakukan tersebut dapat berakibat buruk terhadap
keanekaragaman hayati. Contoh kegiatan manusia yang berakibat buruk terhadap
keanekaragaman hayati antara lain sebagai berikut.
- Perubahan hutan menjadi tempat pemukiman, pertanian, pertambangan, pabrik, dan jalan raya akibat semakin bertambahnya populasi manusia dan meningkatnya kebutuhan masyarakat. Pembukaan hutan ini secara otomatis akan mengurangi keanekaragaman hayati karena hutan yang merupakan rumah bagi jutaan organisme menjadi lenyap.
- Perburuan liar, penangkapan ikan dengan menggunakan pukat harimau, penangkapan ikan dengan bom, dan perusakan terumbu karang merupakan kegiatan-kegiatan manusia yang secara langsung dapat merusak keanekaragaman hayati.
- Industrialisasi, selain menyebabkan polusi, juga mengambil lahan yang cukup besar untuk aktivitas manusia sehingga mengurangi habitat hewan dan tumbuhan.
Pencemaran udara berupa asap yang dihasilkan dari pabrik dan kendaraan bermotor. |
Kegiatan-kegiatan yang berdampak negatif ini dapat membahayakan ekosistem.
Contohnya, jika perburuan liar marak terjadi hingga melenyapkan satu spesies
makhluk hidup, predator atau konsumen tingkat tinggi, seperti harimau atau
elang, keseimbangan ekosistem daerah tersebut akan terganggu. Populasi konsumen
tingkat pertama seperti banteng, rusa, dan kelinci akan meningkat. Bahkan dapat
merusak vegetasi hutan karena populasinya tidak terkendali. Bayangkan, apa yang
terjadi jika hutan-hutan di Indonesia habis.