"It took them only an instant to cut off that head, and a hundred years may not produce another like it"
Hanya
perlu sekejap untuk memenggal kepala Lavoisier, namun seratus tahun
pun mungkin tidak bisa melahirkannya kembali. Kata-kata ini diucapkan
oleh ahli matematika Prancis, Joseph Louis Lagrange, beberapa saat
setelah kepala Antoine Lavoisier dipenggal pada 8 Mei 1794. Siapakah
Antoine Lavoisier itu sehingga Lagrange berucap seperti itu?
Antoine Laurent Lavoisier
Sumber: antoine-lavoisier.tumblr.com
Antoine
Laurent Lavoisier, demikian nama lengkap ilmuwan kimia Prancis yang
lahir pada tahun 1743 di Paris. Selain menguasai ilmu kimia,
Lavoisier juga menguasai berbagai ilmu lainnya, seperti hukum,
ekonomi, pertanian, dan geologi. Sebelum menekuni ilmu kimia,
Lavoisier mengikuti jejak ayahnya mempelajari ilmu hukum. Meskipun
mempelajari ilmu hukum, Lavoisier menunjukkan ketertarikannya dalam
ilmu sains.
Pada
tahun 1768, Lavoisier terpilih menjadi anggota Academie Royale des
Sciences (Akademi Sains Kerajaan Prancis), suatu komunitas ilmuwan
sains. Pada tahun yang sama, ia membeli Ferme Generate, perusahaan
swasta yang bergerak di bidang jasa pengumpulan pajak untuk kerajaan.
Lavoisier
diangkat menjadi Komisaris Polisi Kerajaan ketika berusia 32 tahun.
Lavoisier diberi tangggung jawab mengelola laboratorium serbuk mesiu.
Ia mengembangkan laboratoriumnya dengan merekrut kimiawan- kimiawan
muda dari berbagai penjuru Eropa. Lavoisier dan anak buahnya bekerja
keras memperbaiki metode pembuatan serbuk mesiu. Ia dan timnya
berhasil meningkatkan kualitas dan kemurnian bahan baku pembuatan
mesiu, yaitu sendawa, belerang, dan batu bara. Hasilnya tidak
mengecewakan, serbuk mesiu yang dihasilkan laboratoriumnya menjadi
lebih banyak dan lebih baik dibandingkan sebelumnya. Itulah awal
perkenalan Lavoisier dengan penelitian kimia. Sejak itu, Lavoisier
semakin giat melakukan penelitian di bidang kimia.
Usaha
keras Lavoisier didukung penuh oleh istrinya, yaitu Marie-Anne
Pierrette Paulze. Marie membantu suaminya menerjemahkan tulisan
kimiawan Inggris, Joseph Priestley. Selain itu, Marie-Anne Pierrette
mempunyai keterampilan menggambar. Keterampilannya ini digunakan
untuk menggambar hasil-hasil penelitian Lavoisier.
Sumbangan
terbesar Lavoisier terhadap pengembangan ilmu kimia sehingga dijuluki
bapak kimia modern adalah keberhasilannya menggabungkan semua
penemuan di bidang kimia yang terpisah dan berdiri sendiri menjadi
suatu kesatuan. Lavoisier membuat kerangka dasar kimia berdasarkan
hasil penelitian kimiawan sebelumnya, seperti Joseph Black, Henry
Cavendish, Joseph Priestley, dan George Ernst Stahl.
Pada
saat itu, para ilmuwan mempercayai bahwa reaksi pembakaran
menghasilkan gas flogiston sehingga massa zat setelah pembakaran
lebih sedikit daripada sebelumnya. Hal ini didasarkan pada percobaan
yang dilakukan Priestley. Priestley memanaskan oksida raksa (red calx
mercury). Reaksi pemanasan padatan oksida raksa menghasilkan air
raksa dan gas tak berwarna di atasnya. Setelah ditimbang, massa air
raksa lebih sedikit daripada massa oksida raksa. Priestley menyebut
gas tak berwarna itu dengan istilah flogiston. Namun tidak demikian
dengan Lavoisier, ia meragukan adanya gas flogiston. Menurut
dugaannya, yang dimaksud flogiston adalah gas oksigen. Kemudian,
Lavoisier mengulang percobaan Priestley untuk membuktikan dugaannya.
Ia menimbang massa zat sebelum dan setelah reaksi pemanasan oksida
raksa secara teliti menggunakan timbangan yang peka. Ternyata,
terjadi pengurangan massa oksida raksa. Lavoisier menjelaskan alasan
berkurangnya massa oksida raksa setelah pemanasan. Ketika dipanaskan,
oksida raksa menghasilkan gas oksigen sehingga massanya akan
berkurang. Lavoisier juga membuktikan kebalikannya. Jika sebuah logam
dipanaskan di udara, massanya akan bertambah sesuai dengan jumlah
oksigen yang diambil dari udara. Kesimpulan Lavoisier ini dikenal
dengan nama hukum kekekalan massa. Jumlah massa zat sebelum dan
sesudah reaksi tidak berubah, begitu bunyi hukum tersebut. Dengan
penemuan ini, teori flogiston yang dipercayai para ilmuwan kimia
selama kurang lebih 100 tahun akhirnya tumbang. Lavoisier juga
menyatakan proses berkeringat merupakan hasil pembakaran lambat di
dalam tubuh.
Lavoisier
menuliskan ide-idenya dalam sebuah buku yang berjudul Traite
Elementaire de Chimie (Pokok-pokok Dasar Ilmu kimia). Buku
yang dipublikasikan pada tahun 1789 itu juga memuat pendapat
Lavoisier mengenai definisi unsur kimia. Lavoisier berpendapat bahwa
unsur adalah zat yang tidak dapat diuraikan lagi menjadi zat yang
lebih sederhana. Berdasarkan hal tersebut, Lavoisier membuat daftar
33 zat yang termasuk unsur.
Pada
tahun 1789, kondisi ekonomi Prancis terguncang. Harga-harga tidak
stabil. Masyarakat pun resah. Pada saat itu Lavoisier tengah asyik
melakukan penelitian. Lavoisier terpaksa mengurangi kegiatan
penelitiannya karena waktunya lebih banyak tercurah untuk memperbaiki
kondisi ekonomi negaranya. Mereformasi pajak garam, mencegah
penyelundupan dengan cara membangun benteng di sekeliling Paris, dan
memperbaiki metode pertanian merupakan beberapa usahanya untuk
memperbaiki ekonomi.
Walaupun
memberikan banyak kontribusi terhadap sains maupun ekonomi, hidup
Lavoisier terpaksa berakhir secara tragis. Ketika terjadi revolusi
Prancis, seluruh pejabat dan bangsawan kerajaan ditangkap, termasuk
Lavoisier. Ia dikenakan dakwaan turut aktif mengambil pajak rakyat
untuk kerajaan melalui perusahaan pajaknya (Ferme Generate),
menurunkan kualitas udara kota karena membangun benteng di sekeliling
Paris, mencampurkan tembakau dengan air, dan memindahkan serbuk mesiu
dari gudang senjata. Akhirnya Lavoisier dijatuhi hukuman mati. Sesaat
sebelum eksekusi dilaksanakan, Lavoisier meminta penundaan waktu
hukuman. "Saya ilmuwan bukan bangsawan", ujar Lavoisier.
Tapi hakim dengan tegas menjawab, "Republik tidak memerlukan
ilmuwan!". Nyawa Lavoisier melayang. Dunia berduka. Salah satu
permata ilmu hilang secara sia-sia. Benar apa yang dikatakan Joseph
Louis Lagrange, "Hanya perlu sekejap untuk memenggal kepala
Lavoisier, namun seratus tahun pun mungkin tidak bisa melahirkannya
kembali." Sayang, nasi telah menjadi bubur.