Keingintahuan, gairah, dan ketekunan membawa Nick D'Aloisio menjadi pusat perhatian dunia. Pada Maret 2013, Yahoo mengumumkan bahwa mereka telah membeli aplikasi Summly yang dibuat oleh seorang remaja berusia 17 tahun asal London. Bahkan setelah itu, oleh majalah Forbes, Nick ditasbihkan sebagai salah satu dari “30 entrepreneur yang berusia di bawah 30 tahun yang perlu diperhatikan".
Yahoo tidak pernah mengonfirmasikan secara terbuka berapa harga yang dibayarkan, tetapi banyak pihak memperkirakan Yahoo telah mengeluarkan uang sekitar 30 juta dollar AS (sekitar Rp 290 miliar) untuk membeli Summly. Summly adalah aplikasi dengan algoritma kompleks yang mampu meringkas berita panjang ke dalam tiga paragraf pendek sehingga mudah dibaca di layar smartphone.
Pada saat mengerjakan salah satu tugas sekolahnya, Nick merasa kesulitan dan frustrasi karena banyaknya artikel yang tidak relevan saat mencari bahan di internet. Hal itulah yang memberikan inspirasi dan mendorong Nick untuk membuat sebuah aplikasi yang dapat menyaring informasi secara efektif.
“Saya tak sabar" ujarnya. “Seperti remaja generasiku, jika tidak menarik, maka saya akan berhenti membaca. Saya hanya mau membaca hal-hal yang ingin saya ketahui dengan segera. Itulah yang dilakukan Summly."
Nick D'Aloisio adalah anak dari pasangan asal Australia. Nick sendiri lahir di Inggris, tetapi tidak lama setelah ia lahir, keluarganya kembali ke Melbourne dan sempat tinggal di Perth. Saat Nick berusia tujuh tahun dan adiknya, Matthew, tiga tahun, keluarganya kembali lagi ke Inggris. Mereka menetap di Wimbledon, barat daya London. Nick sekolah di King College School di mana ia menerima beasiswa akademik. Dia mencintai seni dan desain, dan merasa beruntung dapat bekerja dengan Yoko Ono pada sebuah proyek untuk Galeri Serpentine di London. Ayahnya, Lou Motilla, adalah Wakil Presiden Morgan Stanley, dan ibunya, Diana D'Aloisio, adalah seorang pengacara.
Ketertarikan D'Aloisio pada teknologi terjadi sejak usia dini. “Saya tertarik detail, hal aneh, dan esoterik (yang hanya diminati kalangan terbatas)" katanya. “Saya terobsesi untuk mendalami komputer." Pada usia lima tahun, D'Aloisio terpesona dengan sistem galaksi dan Matahari sehingga ia hafal seluruh konstelasi.
D'Aloisio menerima komputer pertamanya, sebuah MacBook, pada usia 9 dan menggunakannya untuk membuat film dengan software Final Cut Pro. Dia belajar pemrograman dari Aashir Alvi saat ia berusia 11 tahun. D'Aloisio mulai menulis aplikasi pada tahun 2008 saat ia berusia 12 tahun.
Sebelum Summly, ia membuat aplikasi lain untuk smartphone, termasuk SongStumblr, program pencari musik di internet, dan Facemood, program yang mampu memperkirakan suasana hati pengguna lewat status terbarunya di Facebook. Pada usia 15 tahun, D'Aloisio menciptakan Trimit, sebuah aplikasi untuk iOS pada Maret 2011, menggunakan algoritma kompleks yang mampu meringkas berita panjang menjadi 1000, 500, atau 140 karakter teks.
Trimit yang muncul di Apple's App Store dan kemudian dinobatkan sebagai “App of the Week" langsung diserbu pengunduh sehingga menarik perhatian Horizons Ventures, perusahaan pemodal ventura milik jutawan Hongkong, Li Ka-shing (http://www.biografi.biz/2017/11/li-ka-shing-buruh-pabrik-plastik.html), yang lalu berinvestasi $300,000 (D'Aloisio telah diakui sebagai orang termuda di dunia yang menerima modal ventura teknologi saat ia berusia 15 tahun).
Beberapa jam setelah Trimit muncul di Techcrunch (sebuah situs berita teknologi), D'Aloisio menerima email dari sebuah perusahaan modal ventura yang dipimpin oleh Li Ka Shing, miliarder Hongkong. Saat itu, D'Aloisio yang berusia 15 tahun, belum pernah mendengar tentang perusahaan tersebut, dan berpikir barangkali email itu adalah sebuah lelucon, dan mengabaikannya. Beberapa hari kemudian Nick menerima sebuah email baru lagi dari Horizons Ventures dan menjawabnya.
Nick sempat berbicara dengan Li Ka-shing dengan singkat lewat telepon. Li Ka Shing, tertarik untuk datang ke London untuk bertemu dengan Nick, dan menanyakan kapan dia ada waktu luang untuk bertemu dengan mereka. D'Aloisio berkata, "Saya tidak dapat bertemu antara jam 9 pagi sampai 5 sore," dan mereka bertanya mengapa, dan Nick menjawab, "Yah, karena aku harus pergi ke sekolah" Apakah itu membuat investor tersebut ragu? Nick tertawa saat ia mengingat kejadian itu kembali dan dia berkata, "Saya pikir mereka bahkan lebih menyukainya.
Investasi awal itu mendatangkan investor lain, mulai aktor Ashton Kutcher, janda John Lennon, Yoko Ono, penulis dan penyiar kondang dari Inggris Stephen Fry, sampai raja media pemilik News Corp, Rupert Murdoch. "Mereka ibarat berjudi dengan memberi modal saat saya berusia 15 tahun" kata D'Aloisio merujuk investasi yang memungkinkan dia menggaji pegawai (di antaranya, merekrut Bart Swanson dari Amazon.com sebagai Chairman Summly) dan menyewa kantor.
Selanjutnya, Nick menggunakan umpan balik dan kritik dari Trimit untuk mendesain ulang aplikasi tersebut, dan diluncurkan kembali pada Desember 2011, sebagai Summly. Sebulan kemudian, Nick dihubungi Yahoo dan sejumlah peminat lain.
Jagoan teknologi itu membangun Summly di meja belajar di kamarnya pada usia 15 tahun. Aplikasi itu telah diunduh jutaan kali dan telah meringkas setidaknya 90 juta berita sejak versi awal aplikasi diluncurkan dengan nama Trimit pada 2011.
Bagi remaja yang ingin menjadi entrepreneur, juga orangtua mereka, berita penjualan Summly yang spektakuler mengecilkan hati sekaligus menimbulkan kekaguman. Reaksi Brian Wong (21), salah satu pendiri Kiip, perusahaan periklanan di internet, mengundang senyum, "Saya merasa tua" Beberapa tahun sebelumnya, Brian Wong diberitakan sebagai orang termuda yang mendapatkan modal ventura. Setelah itu, bermunculan sejumlah anak muda. "Nick memecahkan rekor kami" kata Wong.
Kehidupan sosial
Orangtua Nick bukan ahli komputer, tetapi mereka mendukung minat putranya. Mereka bahkan mengizinkan dia cuti dari sekolah untuk fokus pada Summly. Sang ibu menemaninya dalam, perjalanan bisnis ke sejumlah negara, termasuk Hong Kong dan New York,
Minatnya tak terbatas pada komputer. Di sekolahnya, King's College School, Wimbledon, ia belajar A-levels (persiapan masuk perguruan tinggi) untuk matematika, fisika, dan filsafat, la belajar bahasa Rusia dan Mandarin serta bercita-cita kuliah PPE {filsafat, politik, dan ekonomi) di Oxford. *Pendidikan itu hal menarik bagi saya", katanya.
Di luar urusan komputer dan bisnis, Nick sering berkumpul dengan teman-temannya pada akhir pekan untuk main rugby dan kriket. "Saya main di tim A saat berusia 14 tahun, tetapi kini tak lagi". kata D'Aloisio.
Apa yang dia lakukan dengan uang hasil penjualan Summly? la menjawab dengan serius, uang itu akan disimpan di dana perwalian sampai ia berusia 18 tahun. Dalam wawancara radio, ia mengaku terganggu dengan ramainya pembicaraan di Twitter soal tas yang akan dibelinya."Tas saya rusak, talinya hampir putus. Jadi ini bukan karena saya mendapat banyak uangg".
"Saya lebih suka menyimpan uang di bank. Kalaupun ada yang akan saya lakukan dengan uang itu, saya ingin melakukan angel investing,* ujar remaja langsing berambut coklat tua itu.
Saling Menguntungkan
D'Aloisio menyatakan, "tidak ada masalah terkait hak cipta.” Aplikasi ciptaamya, Summly mampu melakukan analisis statistik untuk meringkas berita, ia telah menjalin kerja sama dengan sekitar 250 penerbit konten, termasuk Wall Street Journal milik News Corp. Perusahaan yang berbasis di New York itu membuat kontennya cocok dengan Summly. Program itu menguntungkan perusahaan media.
Yahoo tidak pernah mengonfirmasikan secara terbuka berapa harga yang dibayarkan, tetapi banyak pihak memperkirakan Yahoo telah mengeluarkan uang sekitar 30 juta dollar AS (sekitar Rp 290 miliar) untuk membeli Summly. Summly adalah aplikasi dengan algoritma kompleks yang mampu meringkas berita panjang ke dalam tiga paragraf pendek sehingga mudah dibaca di layar smartphone.
Pada saat mengerjakan salah satu tugas sekolahnya, Nick merasa kesulitan dan frustrasi karena banyaknya artikel yang tidak relevan saat mencari bahan di internet. Hal itulah yang memberikan inspirasi dan mendorong Nick untuk membuat sebuah aplikasi yang dapat menyaring informasi secara efektif.
“Saya tak sabar" ujarnya. “Seperti remaja generasiku, jika tidak menarik, maka saya akan berhenti membaca. Saya hanya mau membaca hal-hal yang ingin saya ketahui dengan segera. Itulah yang dilakukan Summly."
Nick D'Aloisio adalah anak dari pasangan asal Australia. Nick sendiri lahir di Inggris, tetapi tidak lama setelah ia lahir, keluarganya kembali ke Melbourne dan sempat tinggal di Perth. Saat Nick berusia tujuh tahun dan adiknya, Matthew, tiga tahun, keluarganya kembali lagi ke Inggris. Mereka menetap di Wimbledon, barat daya London. Nick sekolah di King College School di mana ia menerima beasiswa akademik. Dia mencintai seni dan desain, dan merasa beruntung dapat bekerja dengan Yoko Ono pada sebuah proyek untuk Galeri Serpentine di London. Ayahnya, Lou Motilla, adalah Wakil Presiden Morgan Stanley, dan ibunya, Diana D'Aloisio, adalah seorang pengacara.
Ketertarikan D'Aloisio pada teknologi terjadi sejak usia dini. “Saya tertarik detail, hal aneh, dan esoterik (yang hanya diminati kalangan terbatas)" katanya. “Saya terobsesi untuk mendalami komputer." Pada usia lima tahun, D'Aloisio terpesona dengan sistem galaksi dan Matahari sehingga ia hafal seluruh konstelasi.
D'Aloisio menerima komputer pertamanya, sebuah MacBook, pada usia 9 dan menggunakannya untuk membuat film dengan software Final Cut Pro. Dia belajar pemrograman dari Aashir Alvi saat ia berusia 11 tahun. D'Aloisio mulai menulis aplikasi pada tahun 2008 saat ia berusia 12 tahun.
Sebelum Summly, ia membuat aplikasi lain untuk smartphone, termasuk SongStumblr, program pencari musik di internet, dan Facemood, program yang mampu memperkirakan suasana hati pengguna lewat status terbarunya di Facebook. Pada usia 15 tahun, D'Aloisio menciptakan Trimit, sebuah aplikasi untuk iOS pada Maret 2011, menggunakan algoritma kompleks yang mampu meringkas berita panjang menjadi 1000, 500, atau 140 karakter teks.
Trimit yang muncul di Apple's App Store dan kemudian dinobatkan sebagai “App of the Week" langsung diserbu pengunduh sehingga menarik perhatian Horizons Ventures, perusahaan pemodal ventura milik jutawan Hongkong, Li Ka-shing (http://www.biografi.biz/2017/11/li-ka-shing-buruh-pabrik-plastik.html), yang lalu berinvestasi $300,000 (D'Aloisio telah diakui sebagai orang termuda di dunia yang menerima modal ventura teknologi saat ia berusia 15 tahun).
Beberapa jam setelah Trimit muncul di Techcrunch (sebuah situs berita teknologi), D'Aloisio menerima email dari sebuah perusahaan modal ventura yang dipimpin oleh Li Ka Shing, miliarder Hongkong. Saat itu, D'Aloisio yang berusia 15 tahun, belum pernah mendengar tentang perusahaan tersebut, dan berpikir barangkali email itu adalah sebuah lelucon, dan mengabaikannya. Beberapa hari kemudian Nick menerima sebuah email baru lagi dari Horizons Ventures dan menjawabnya.
Nick sempat berbicara dengan Li Ka-shing dengan singkat lewat telepon. Li Ka Shing, tertarik untuk datang ke London untuk bertemu dengan Nick, dan menanyakan kapan dia ada waktu luang untuk bertemu dengan mereka. D'Aloisio berkata, "Saya tidak dapat bertemu antara jam 9 pagi sampai 5 sore," dan mereka bertanya mengapa, dan Nick menjawab, "Yah, karena aku harus pergi ke sekolah" Apakah itu membuat investor tersebut ragu? Nick tertawa saat ia mengingat kejadian itu kembali dan dia berkata, "Saya pikir mereka bahkan lebih menyukainya.
Investasi awal itu mendatangkan investor lain, mulai aktor Ashton Kutcher, janda John Lennon, Yoko Ono, penulis dan penyiar kondang dari Inggris Stephen Fry, sampai raja media pemilik News Corp, Rupert Murdoch. "Mereka ibarat berjudi dengan memberi modal saat saya berusia 15 tahun" kata D'Aloisio merujuk investasi yang memungkinkan dia menggaji pegawai (di antaranya, merekrut Bart Swanson dari Amazon.com sebagai Chairman Summly) dan menyewa kantor.
Selanjutnya, Nick menggunakan umpan balik dan kritik dari Trimit untuk mendesain ulang aplikasi tersebut, dan diluncurkan kembali pada Desember 2011, sebagai Summly. Sebulan kemudian, Nick dihubungi Yahoo dan sejumlah peminat lain.
Jagoan teknologi itu membangun Summly di meja belajar di kamarnya pada usia 15 tahun. Aplikasi itu telah diunduh jutaan kali dan telah meringkas setidaknya 90 juta berita sejak versi awal aplikasi diluncurkan dengan nama Trimit pada 2011.
Bagi remaja yang ingin menjadi entrepreneur, juga orangtua mereka, berita penjualan Summly yang spektakuler mengecilkan hati sekaligus menimbulkan kekaguman. Reaksi Brian Wong (21), salah satu pendiri Kiip, perusahaan periklanan di internet, mengundang senyum, "Saya merasa tua" Beberapa tahun sebelumnya, Brian Wong diberitakan sebagai orang termuda yang mendapatkan modal ventura. Setelah itu, bermunculan sejumlah anak muda. "Nick memecahkan rekor kami" kata Wong.
Kehidupan sosial
Orangtua Nick bukan ahli komputer, tetapi mereka mendukung minat putranya. Mereka bahkan mengizinkan dia cuti dari sekolah untuk fokus pada Summly. Sang ibu menemaninya dalam, perjalanan bisnis ke sejumlah negara, termasuk Hong Kong dan New York,
Minatnya tak terbatas pada komputer. Di sekolahnya, King's College School, Wimbledon, ia belajar A-levels (persiapan masuk perguruan tinggi) untuk matematika, fisika, dan filsafat, la belajar bahasa Rusia dan Mandarin serta bercita-cita kuliah PPE {filsafat, politik, dan ekonomi) di Oxford. *Pendidikan itu hal menarik bagi saya", katanya.
Di luar urusan komputer dan bisnis, Nick sering berkumpul dengan teman-temannya pada akhir pekan untuk main rugby dan kriket. "Saya main di tim A saat berusia 14 tahun, tetapi kini tak lagi". kata D'Aloisio.
Apa yang dia lakukan dengan uang hasil penjualan Summly? la menjawab dengan serius, uang itu akan disimpan di dana perwalian sampai ia berusia 18 tahun. Dalam wawancara radio, ia mengaku terganggu dengan ramainya pembicaraan di Twitter soal tas yang akan dibelinya."Tas saya rusak, talinya hampir putus. Jadi ini bukan karena saya mendapat banyak uangg".
"Saya lebih suka menyimpan uang di bank. Kalaupun ada yang akan saya lakukan dengan uang itu, saya ingin melakukan angel investing,* ujar remaja langsing berambut coklat tua itu.
Saling Menguntungkan
D'Aloisio menyatakan, "tidak ada masalah terkait hak cipta.” Aplikasi ciptaamya, Summly mampu melakukan analisis statistik untuk meringkas berita, ia telah menjalin kerja sama dengan sekitar 250 penerbit konten, termasuk Wall Street Journal milik News Corp. Perusahaan yang berbasis di New York itu membuat kontennya cocok dengan Summly. Program itu menguntungkan perusahaan media.
“Kami memperkenalkan karya mereka kepada pembaca baru dari kalangan muda” katanya. “Jika pembaca suka ringkasannya, mereka akan membaca seluruh berita. Ini akan meningkatkan jumlah pembaca” ujarnya. Namun, teknologi itu memiliki kelemahan, kadang aplikasi ini kesulitan memperpendek tulisan yang terlalu rumit.
Penjualan yang diumumkan pada bulan Maret 2013 adalah akuisisi Yahoo kelima dalam lima bulan terakhir. Ini merupakan upaya dari CEO Marissa Mayer untuk menarik lebih banyak ahli teknologi untuk membangun pelayanan smartphone dan komputer tablet. Teknologi makin penting dan diyakini Mayer telah diabaikan perusahaan internet. Sementara ini, Summly tak bisa lagi diunduh dari App Store karena akan diintegrasikan dalam peranti lunak Yahoo.
D'Aloisio akan bekerja untuk Yahoo di London. Ini memungkinkannya menyelesaikan SMA. la mengaku bergairah untuk bekerja di perusahaan Internet klasik yang lebih tua dari dia (Yahoo didirikan tahun 1994). DAloisio akan meningkatkan perhatian pada pentingnya pemrograman komputer dan berharap hal itu diajarkan di sekolah, la juga akan mengembangkan Summly, tak sekadar untuk meringkas berita. "Saya berupaya agar Summly mampu meringkas Wikipedia, buku, blog, apa pun", kata Nick dengan penuh gairah.
Penjualan yang diumumkan pada bulan Maret 2013 adalah akuisisi Yahoo kelima dalam lima bulan terakhir. Ini merupakan upaya dari CEO Marissa Mayer untuk menarik lebih banyak ahli teknologi untuk membangun pelayanan smartphone dan komputer tablet. Teknologi makin penting dan diyakini Mayer telah diabaikan perusahaan internet. Sementara ini, Summly tak bisa lagi diunduh dari App Store karena akan diintegrasikan dalam peranti lunak Yahoo.
D'Aloisio akan bekerja untuk Yahoo di London. Ini memungkinkannya menyelesaikan SMA. la mengaku bergairah untuk bekerja di perusahaan Internet klasik yang lebih tua dari dia (Yahoo didirikan tahun 1994). DAloisio akan meningkatkan perhatian pada pentingnya pemrograman komputer dan berharap hal itu diajarkan di sekolah, la juga akan mengembangkan Summly, tak sekadar untuk meringkas berita. "Saya berupaya agar Summly mampu meringkas Wikipedia, buku, blog, apa pun", kata Nick dengan penuh gairah.