Thomas Aquinas, Filsuf dan Teolog Ternama Italia

Selamat Datang di Blog Materi IPA. Judul Postingan Kali ini tentang Thomas Aquinas, Filsuf dan Teolog Ternama Italia. Semoga bermanfaat untuk dibaca.

Thomas Aquinas lahir pada tahun 1225 di Italia. Ia adalah seorang filsuf dan ahli teologi ternama dari Italia, la menjadi terkenal terutama karena dapat membuat sintesis dari filsafat Aristoteles dan ajaran Gereja Kristen.

Sintesisnya tersebut termuat dalam karya utamanya, Summa Theologiae (1273). Ia dikenal sebagai ahli teologi utama orang Kristen, bahkan dianggap sebagai orang suci oleh Gereja Katolik dan memiliki gelar Santo.

Ayah Aquinas ialah Pangeran Landulf dari Aquino, seorang penganut Kristen Katolik yang saleh. Itulah sebabnya, pada umur lima tahun, Aquinas diserahkan ke Biara Benedictus di Monte Cassino untuk dibina agar kelak menjadi seorang biarawan. Setelah sepuluh tahun berada di Monte Cassino, Aquinas dipindahkan ke Naples untuk menyelesaikan pendidikan bahasanya. Selama di sana, ia mulai tertarik pada pekerjaan kerasulan gereja dan berusaha pindah ke Ordo Dominikan, suatu ordo yang sangat berperan pada abad itu. Sayang, keinginannya tidak direstui oleh orang tuanya, sehingga ia harus tinggal di Roccasecca selama lebih dari setahun. Akan tetapi, tekad Aquinas begitu bulat. Akhirnya, orang tuanya menyerah kepada keinginannya dan pada tahun 1245, Aquinas resmi menjadi anggota Ordo Dominikan.

Sebagai anggota Ordo Dominikan, Thomas dikirim belajar ke Universitas Paris, sebuah universitas yang sangat terkemuka pada masa itu. Ia belajar di sana selama tiga tahun dan di sanalah ia berkenalan dengan Albertus Magnus, orang yang memperkenalkan filsafat Aristoteles kepadanya. Ia menemani Albertus Magnus memberikan kuliah di Stadium Generale di Cologne, Prancis, pada tahun 1248-1252. Ia mengajarkan bahwa Allah sebagai “ada yang tak terbatas” (ipsum esse  subsistens). Allah adalah “Dzat yang tertinggi", yakni Dzat yang mempunyai keadaan yang paling tinggi. Dan, Allah adalah penggerak yang tidak bergerak.

Tampak sekali pengaruh filsafat Aristoteles dalam pandangan Aquinas. Menurut pandangannya, dunia ini dan hidup manusia terbagi atas dua tingkat, yaitu tingkat adikodrati dan kodrati atau tingkat atas dan bawah. Tingkat kodrati (tingkat bawah) hanya dapat dipahami dengan mempergunakan akal. Hidup kodrati ini kurang sempurna, dan ia bisa menjadi sempurna jika disem­purnakan oleh hidup rahmat (adikodrati). “Tabiat kodrati bukan ditiadakan, melainkan disempurnakan oleh rahmat,” demikian kata Aquinas.

Mengenai manusia, Aquinas mengajarkan bahwa pada mulanya, manusia mempunyai hidup kodrati yang sempurna dan diberi rahmat Allah. Tatkala manusia terjatuh ke dalam dosa, rahmat Allah (rahmat adikodrati) tersebut hilang dan tabiat kodrati manusia menjadi kurang sempurna. Manusia tidak dapat lagi memenuhi hukum kasih tanpa bantuan rahmat adikodrati. Rahmat adikodrati itu ditawarkan kepada manusia lewat gereja. Dengan bantuan rahmat adikodrati tersebut, manusia dikuatkan untuk mengerjakan keselamatannya, serta memungkinkan manusia dimenangkan oleh Kristus.

Mengenai sakramen, Aquinas berpendapat bahwa terdapat tujuh sakramen yang diperintahkan oleh Kristus, dan sakramen yang terpenting adalah Ekaristi (sacramentun; sacramentorum). Rahmat adikodrati tersebut disalurkan kepada orang-orang melalui sakramen. Dengan menerima sakramen, orang-orang mulai berjalan menuju kepada suatu kehidupan yang baru dan melakukan perbuatan- perbuatan baik yang menjadikan mereka berkenan kepada Allah. Dengan demikian, rahmat adikodrati sangat penting karena manusia tidak bisa berbuat apa-apa yang baik tanpa rahmat yang dikaruniakan oleh Allah.

Gereja dipandang Aquinas sebagai lembaga ke­selamatan yang tidak dapat berbuat salah dalam ajarannya. Paus memiliki kuasa yang tertinggi dalam gereja dan Pauslah satu-satunya pengajar yang tertinggi dalam gereja. Karya teologis Aquinas yang sangat terkenal adalah Summa Contra Gentiles dan Summa Theologia. Aquinas meninggal di Fossanova, Italia, pada 7 Maret 1274.