Industri fesyen distro terbesar di Indonesia sampai saat ini masih ada di kota kembang Bandung. Namun, Kusdarmawan Aryo Baskoro berhasil mengembangkan bisnis distronya dari Solo, Jawa Tengah. Dari Solo, produk-produknya berhasil menembus Bandung, hingga Singapura dan Kanada.
Pemuda kelahiran 9 November 1984 ini gemar berjualan gorengan dan kacang buatan ibunya sejak kelas 3 SD. Bukan karena tidak mampu, namun karena ia senang bisa menambah tabungannya. Saat SMA, ia suka membuat desain dan merintis usaha sablon yang semakin ia seriusi saat kuliah di Jurusan Komunikasi, Universitas Sebelas Maret, Solo. Sejak kuliah itulah, ia menemukan pasnya di bisnis distro.
Tahun 2003, Aryo bermitra dengan seorang kawannya untuk memproduksi t-shirt merek Ankles yang ditargetkan pada pecinta skateboard. Sayang, kerja sama ini tidak lama berjalan, la lalu mendesain dan memproduksi sendiri kaus-kaus yang ia beri merek Rown, singkatan dari "Aryo Own”. Tidak ia sangka, banyak yang menyukai kaus-kaus buatannya.
Tahun 2006, ia memutuskan untuk serius berbisnis fesyen. Dengan modal awal Rp 30 juta dari kantongnya sendiri, Aryo menyewa tempat berukuran hanya 2 x 3 m di Jl. Ahmad Yani, Solo dengan hanya tiga karyawan. Usahanya berkembang, tahun 2008 ia berani meminjam modal ke bank yang membuatnya mendapat kredit 30 juta. Ia pun menyewa tempat yang lebih besar.
Produk Rown terdiri dari t-shirt, kemeja, celana jins, sepatu, dan aksesori seperti topi atau stiker. Produk-produk khusus pria dilabelinya Rown Terror, sedangkan untuk wanita Pretty Rown. Produk-produk tersebut dijual lewat distronya sendiri, yang berlokasi di Solo dan cabangnya di Karanganyar, serta lewat distro-distro lainnya di seluruh Indonesia. Penjualannya bahkan sampai menembus Bandung yang jadi kiblatnya bisnis distro, juga sampai ke Singapura, Malaysia, dan Kanada.
Salah satu keunggulan Rown adalah konsistensinya meluncurkan desain baru, setiap hari setidaknya ada satu desain baru keluar, entah untuk sepatu, jaket, kemeja, jins, ataupun t-shirt.
Aryo sudah memiliki desainer khusus yang menangani urusan desain produk. Per desain hanya diproduksi 30 potong agar eksklusif. Proses marketing dilakukan lewat jejaring sosial, menjadi sponsor berbagai FTV, menjadi sponsor pentas musik di Solo, mensponsori grup band Efek Rumah Kaca, dan MTV.
Kini, ada 40-an karyawan yang bekerja untuknya. 30 ribuan produk dengan berbagai desain ia hasilkan setiap harinya. Omzetnya bahkan sudah menembus angka miliaran rupiah per tahun.
Tips dan Quote
Miliki jalar distribusi penjualan produk yang banyak, seperti Aryo yang juga menjual lewat berbagai distro di seluruh Indonesia. Tidak hanya lewat distro fisiknya di Solo.