Nelson Mandela : Berjuang Melawan Politik Rasis Apartheid

Selamat Datang di Blog Materi IPA. Judul Postingan Kali ini tentang Nelson Mandela : Berjuang Melawan Politik Rasis Apartheid. Semoga bermanfaat untuk dibaca.
"No-one is born hating another person because of the colour of his skin, or his religion."

Jika ada orang yang selalu bekerja untuk perdamaian dan keadilan sosial dengan kesabaran serta keteguhan hati yang tinggi, maka tokoh yang menonjol sebagai pemimpin dunia yang cemerlang ini adalah Nelson Mandela. Sebagai seseorang yang banyak mengabdikan kehidupan dewasanya untuk melindungi dan membela hak asasi manusia, ia pernah dipenjara selama 27 tahun karena kegiatannya sebagai pemimpin anti-apartheid dan kemerdekaan.

Siapakah sebenarnya Nelson Mandela itu? Berikut akan diuraikan secara ringkas mengenai riwayat hidup tokoh besar setelah dipenjara selama 27 tahun ini.

Nelson Mandela mungkin salah seorang yang paling populer di antara banyaknya tokoh politik dan negarawan yang pernah menjadi narapidana. la merupakan tokoh aktivis anti-apartheid, pemisahan hak antara orang kulit putih dan pribumi, di Afrika Selatan.

Aktivitas politik dan idealismenya sebagai putra Afrika Selatan mengantarnya untuk mendekam di dalam jeruji besi pada 1964. Selama masa penahanannya, Nelson mengalami berbagai hukuman, mulai dari budak pekerja hingga tidak diperbolehkan berhubungan dengan dunia luar.

Nelson Mandela tahir di Transkei, Afrika Selatan, pada 18 Juli 1918, dengan nama lengkap Nelson Rolihlahla Mandela. Ayahnya, Gadla Henry Mphakanyiswa, merupakan Penasihat Pengadilan Tinggi di Thembuland, di bawah pemimpin tertinggi David Dalindyebo. Selepas ayahnya meninggal dunia, Mandela dibimbing oleh pemimpin tertinggi dan dididik untuk menjadi seorang pemimpin.  Kemudian, ia menempati posisi sang ayah. la diharapkan memangku jabatan yang lebih tinggi lagi. Tetapi, karena kasus-kasus yang terjadi sering kali berlatar belakang politik apartheid, ia lalu memastikan diri menjadi seorang pengacara.

Mandela memimpikan memberikan sumbangan dalam menciptakan kebebasan bagi orang-orang kulit hitam. la merasakan kepedihan dan kekejaman politik apartheid. Ketidakadilan ini menggerakkan hatinya untuk menekuni bidang politik dan hukum. Maka, setelah menyelesaikan pendidikan dasar, ia pergi ke Healdtown untuk melanjutkan pendidikan ke Universitas Fort Hare. Pada tahun 1942, ia bergabung dengan The African National Congress. Karena aktivitas politiknya ini, ia terkena tahanan kota dan menyelesaikan pendidikannya melalui surat atau korespondensi.

Pada tahun 1944 Mandela membentuk Liga Pemuda Kongres Kebangsaan Afrika (ANC Youth League), yang program kegiatannya telah ditetapkan oleh partai ANC pada tahuil 1949. Ia dilantik sebagai Ketua Sukarela Kebangsaan untuk program yang dikenal sebagai Kampanye Penentangan (Defiance Campaign) pada 1952. la telah menjelajah satu negara dalam mengobarkan semangat penentangan terhadap undang-undang apartheid. Pada tahun itu juga, Mandela bersama Tambo menumbuhkan Firma Guaman kulit hitam yang pertama di Afrika Selatan, dengan tujuan membantu kaum kulit hitam yang ditindas oleh undang-undang kejam kaum kulit putih.

Dalam gerakan anti-apartheid ini, Mandela banyak mendapat dukungan dari istrinya, Winnie Madikizela-Mandela. Karena dukungan ini pula, Winnie sering menjadi korban. Juga karena aktivitas politiknya tersebut, Mandela diputus oleh pengadilan dilarang mengikuti segala macam bentuk pertemuan politik dan dikenakan tahanan kota selama 6 bulan. Praktik hukumnya pun tidak luput dari perlakuan politik apartheid. Pemerintah setempat menuntut Mandela agar memindahkan tempat praktiknya dari pusat kota ke bagian pinggiran kota. Dengan begitu, kliennya tidak bisa datang ke kantornya. Ketika itu, Mandela mengatakan, itu sama saja dengan meminta mereka untuk menghentikan praktiknya, menghentikan pelayanan hukum kepada orang-orangnya. Maka, ia pun bertekad menentang aturan hukum ini.

Ketika diadakan persidangan tahun 1964, meskipun telah mengajukan pembelaan bersejarah selama 4 jam, Mandela tetap dinyatakan bersalah karena pelanggaran undang-undang anti-Komunis, dan ia diganjar hukuman seumur hidup. Berikut ini adalah dua kalimat terakhir dalam pembelaan bersejarah di pengadilan:
“I have fought against white domination. And I have fought against black domination. I have cherished the ideal of democratic and free society in which all persons live together in harmony and with equal opportunities. It is on ideal which i hope to live for and to achieve. But if needs be, it is an ideal for which I am prepare to die"
Meskipun Mandela dipenjara, ia masih terus menjadi simbol perlawanan orang-orang kulit hitam, dan mengorganisasi kampanye internasional menuntut pembebasan. Sebaliknya, dalam 27 tahun dipenjara, Mandela berhasil membangkitkan dunia menentang politik apartheid, la berangsur-angsur menjadi simbol persamaan hak dan keadilan. Setelah menjalani masa tahanan selama 27 tahun itu, namanya pun kian meroket dan populer. Barangkali, dari sekian tokoh besar yang pernah dipenjara, hanya Mandela yang namanya semakin bersinar pasca dibebaskan dari penjara.

Mandela dibebaskan pada 1990, dan berhasil menghapuskan politik apartheid di Afrika Selatan melalui sebuah negosiasi. Kemudian, ia terpilih sebagai Presiden Afrika Selatan periode 1994-1999, dan meninggalkan idealisme militansinya. la banyak melakukan upaya rekonsiliasi dan membuat undang-undang serta peraturan untuk mencegah kemiskinan dan ketidakadilan di negerinya.

Lalu, seperti apa dan bagaimana kisah Mandela menjalani masa hukumannya selarna 27 tahun itu?

Selama dalam tahanan, Mandela memiliki kebiasaan menyaksikan matahari terbenam sambil mendengarkan musik klasik Handel atau Tchaikovsky. Bersama teman satu penjaranya, ia terkadang menggelar konser apabila situasi memungkinkan, terutama pada hari Natal. Hal yang paling disesali adalah setelah dibebaskan dari penjara Robben Island pada tahun 1990, ia lupa berpamitan kepada sipir penjara.

Mandela dibebaskan dari penjara dalam usia 71 tahun. la kembali ke arena politik dengan membawa harapan perubahan mendasar bidang sosial-politik di Afrika Selatan. Pada tahun 1994, ia terpilih sebagai presiden Afrika Selatan dalam pemilihan yang pertama kali bagi semua ras pada usia 75 tahun. Karier politiknya semakin cemerlang setelah ia keluar dari penjara, tetapi tidak begitu dengan kehidupan pribadinya. la mengalami perceraian dengan istrinya, Winnie Madikizela, pada tahun 1996. Sebelumnya, pada tahun 1991, Winnie dinyatakan bersalah dalam kasus penculikan dan kekerasan. Dan, sekali lagi, tahun lalu, Winnie terlibat kasus penipuan dan pencurian sekitar 120.000 dollar di sebuah organisasi yang dipimpinnya, yaitu African National Congress Women’s League. Namun, pada tahun 1998, tepat pada hari ulang tahunnya yang ke 80, Mandela menikahi Graca Machel, janda dari mantan Presiden Mozambic Samora Machel.

Pada tahun 1993, Mandela menerima hadiah Nobel Perdamaian bersama Presiden Afrika Selatan, F.W. de Clerk, Kemudian, pada Juni 1999, ia turun dari kursi kepresidenan, digantikan oleh Presiden Thabo Mbeki. Meskipun begitu, Mandela masih tetap menjadi tokoh yang dipuja, membawa transisi yang Iuar biasa dari negara tirani ke demokrasi dengan janji perdamaian yang menyelamatkan negara Afrika Selatan dari kekerasan berdarah.


Mandela tidak pernah lelah memperjuangkan demokrasi dan persamaan hak. Walaupun menghadapi banyak tantangan, namun ia tidak pernah membalas tindakan rasis dengan tindakan rasis. Hidupnya telah menjadi inspirasi di Afrika Selatan dan seluruh dunia, kepada semua yang melawan penindasan dan perampasan.