Namanya panjang, Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi. Di kalangan orang-orang pergerakan, ia biasa dipanggil Sam Ratulangi. Ia dilahirkan di Tondano, Sulawesi Utara, tanggal 5 November 1890. la termasuk segelintir orang Indonesia yang mampu bersekolah tinggi hingga mencapai gelar Doctor (Dr). Pendidikan yang dijalaninya berturut-turut adalah Hoofden School (Sekolah Raja) di Tondano, Sekolah Teknik (KWS) di Jakarta, Sekolah Guru Ilmu Pasti di Belanda tahun 1915 hingga akhirnya menyandang gelar Doktor Ilmu Pasti dan Ilmu Alam di Swiss tahun 1919. Ketika bersekolah di Belanda, Sam Ratulangi masuk sebagai anggota Perhimpunan Indonesia dan ketika di Swiss, Sam Ratulangi menjadi ketua organisasi pelajar-pelajar Asia,
Sam Ratulangi segera mengabdikan ilmunya setibanya ia di tanah air kembali, la mengajar ilmu pasti di AMS Yogyakarta dan juga mendirikan Maskapai Asuransi Indonesia. Selain itu Sam Ratulangi juga menjadi anggota Dewan Rakyat (Volksraad) pada tahun 1927. Ia juga turut membidani lahirnya Persatuan Kaum Sarjana Indonesia (Vereniging van Indonesische Academic) pada tahun 1932. Sam Ratulangi juga berkecimpung dalam dunia jurnalistik dengan menjadi redaksi mingguan Politik Nationals Commentare yang terbit tahun 1938-1942.
Dua hari setelah proklamasi. 19 Agustus 1945, Sam Ratulangi ditunjuk menjadi Gubernur Sulawesi. Pada tahun 1945 itu juga ia ditangkap pasukan Belanda yang ingin tetap menguasai Sulawesi dan kemudian diasingkan ke Serui, Irian Barat. Tak lama kemudian ia dibebaskan dan Sam Ratulangi kembali menuju Pulau Jawa. Sam Ratulangi kembali ditangkap Belanda yang melancarkan agresi II tanggal 19 Desember 1948.
Sekitar 7 bulan kemudian, 30 Juni 1949 Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi menghembuskan napas terakhirnya di Jakarta. Tokoh intelektual Indonesia itu wafat dalam usia 59 tahun. Jenazahnya dimakamkan di tanah leluhurnya, Tondano. Pemerintah Indonesia mengangkatnya sebagai Pahlawan Kemerdekaan Indonesia pada tahun 1961.