Abu Marwan Ibnu Zuhr, Bapak Ilmu Bedah Eksperimental dan Ahli Parasitologi Pertama di Dunia

Selamat Datang di Blog Materi IPA. Judul Postingan Kali ini tentang Abu Marwan Ibnu Zuhr, Bapak Ilmu Bedah Eksperimental dan Ahli Parasitologi Pertama di Dunia. Semoga bermanfaat untuk dibaca.

Di Barat, ia dipanggil dengan sebutan Avenzoar atau Abu Meron. Ia dilahirkan sekitar tahun 1092 M di Seville, Spanyol dan meninggal dunia di Spanyol pada tahun 11162 M. Selama hidupnya, beliau termasyhur sebagai seorang dokter yang andal dan sering dijuluki sebagai Bapak ilmu bedah eksperimental. Dokter muslim ini dianggap telah berjasa besar dalam memperkenalkan metode eksperimental dalam ilmu bedah. Sang dokter pun tercatat sebagai dokter perintis yang memperkenalkan metode bedah manusia dan prosedur otopsi. Pada masanya, ia dianggap mampu melampaui prestasi yang dicapai dokter-dokter muslim lainnya di dunia Islam.

Ibnu Zuhr merupakan nama keluarga dari sebuah keluarga besar para sarjana dari jazirah Arab yang kemudian berhijrah dan menetap di Timur Spanyol pada permulaan abad kesepuluh Masehi. Salah seorang anggota keluarganya yang bernama Abu Marwan Abdul Malik bin Abi al-Ala Zuhr, atau yang lebih dikenal dengan nama Abu Marwan Ibnu Zuhr, merupakan sosok ilmuwan cemerlang pada zaman itu. Ibnu Zuhr mendapatkan pendidikan pertamanya dari ayahnya yang mengajarkan kepadanya tentang ilmu pengobatan. Ia kemudian tumbuh menjadi seorang ahli medis yang cemerlang.

Di bawah pemerintahan dinasti yang berkuasa pada saat itu, Ibau Zuhr juga mendapat posisi yang penting sebagai salah seorang menteri dan dokter pribadi istana. Bersama Ibnu Rusyd yang merupakan sahabat dekatnya, mereka bersama-sama mempelajari beberapa subjek tertentu dan menentang tegas praktik-praktik perdukun­an dan pengobatan yang bersifat takhayul. Selain itu, Avenzoar juga telah berhasil mengungkap penyakit saraf secara akurat serta memberikan sumbangan yang berarti bagi perkembangan bidang neurofarmakologi modern. Hal yang tidak kalah penting lagi, Ibnu Rusyd adalah ilmuwan muslim pertama yang telah menyinggung tentang penyakit Parkinson.

Karya-karya Ibnu Zuhr sangat penting dalam ilmu kedokteran dan telah diterjemahkan dalam bahasa Latin dan Inggris, di antaranya adalah kitab at-Taysier yang mengalami cetak ulang beberapa kali di Italia. Buku ini ditulis berdasarkan pengalaman-pengalamannya selama ia mengabdikan diri dalam dunia kedokteran sehingga buku ini tidak mengacu atau merujuk pada buku-buku kedokteran Yunani. Tulisannya ini membahas tentang penyakit kudis dan kadas serta kuman penyebabnya yang saat itu menjadi wabah di masyarakat. Mungkin, karena itulah Ibnu Zuhr sering dianggap sebagai salah satu ahli parasitologi pertama di dunia.

Selain itu, buku ini juga memaparkan tentang studi deskriptif mengenai penyakit-penyakit ringan serta karakteristiknya. Kemudian, secara berurutan diterang­kan bagian-bagian dari anatomi tubuh manusia mulai dari kepala sampai kaki. Seperti ayahnya yang seorang dokter, Abu Marwan Ibnu Zuhur lebih menekankan metode observasi dan eksperimen dalam mengembang­kan bidang kedokteran hingga ia berhasil melahirkan deskripsi orisinal tentang tumor dan gejala abses (pembengkakan) selaput jantung. Beliau juga disebut-sebut sebagai orang pertama kali membahas gejala abses (pembengkakan) selaput jantung. Selain itu, ia juga membahas tentang gejala pengikisan-pengikisan usus, kelumpuhan pangkal tenggorokan, serta teknik pengobatan radang telinga bagian tengah. Ibnu Zuhr juga tercatat sebagai orang pertama yang merekomendasikan operasi batang tenggorokan.

Di antara beberapa karya Ibnu Zuhr yang saat itu menjadi pedoman pengobatan klinis di Eropa adalah Kitab al-Iqtidha yang merupakan sebuah ringkasan yang terdiri dari 15 bagian, beberapa bagian memiliki ukuran yang hampir sama panjangnya. Di dalamnya, dibahas mengenai kombinasi antara metode pemeriksaan dan metode pengobatan (terapi), serta metode pencegahan penyakit. Abu Marwan Ibnu Zuhr juga menguraikan mengenai karakteristik organ-organ yang berbeda dan deskripsi penyakit-penyakit. Buku inilah yang membuat­nya terkenal sebagai seorang spesialis penyakit dalam (internis). 

Bukunya yang berjudul Kitab al-Aghdhiya memuat tentang berbagai macam variasi diet dengan memanfaatkan rempah-rempah, makanan dan minuman, serta bermacam-macam obat-obatan. Karya ini boleh dibilang merupakan benih dari lahirnya ilmu gizi mod­ern.