Piri Reis, Pembuat Peta Greenland

Selamat Datang di Blog Materi IPA. Judul Postingan Kali ini tentang Piri Reis, Pembuat Peta Greenland. Semoga bermanfaat untuk dibaca.
Peradaban Islam pernah memiliki seorang ahli geografi dan kartografer (pembuat peta) terkemuka pada abad keenam belas. Kartografer piawai kebanggaan Kekhalifahan Turki Usmani itu bernama Piri Reis. la lahir pada 1465 Masehi di Gallipoli, Turki -yang merupakan wilayah pesisir pantai-dan wafat pada 1554 M. Piri Reis bernama lengkap Hadji Muhiddin Piri Ibnu Hadji Mehmed. Ayahnya bernama Haci Mehmed, sedangkan pamannya merupakan seorang laksamana terkenal kala itu, Kemal Reis. Seperti anak-anak pada umumnya yang dipengaruhi lingkungan di mana ia hidup. Sejak dini ia sudah bergelut dengan pantai dan kebiasaan untuk berlayar. Tak heran ketika umurnya baru 12 tahun, ia telah bergabung bersama pamannya, Kemal Reis.

Meski masih belia, rupanya ia memiliki pengetahuan ilmu bumi yang Iuar biasa banyak. la tak merasa gamang ikut berlayar bersama pamannya. Dan, masa-masa itu menjadi awal karier baginya dalam mengarungi lautan dan samudra bersama Kemal Reis. Selama 14 tahun, sang paman memberikan bimbingannya hingga akhirnya piri mulai bekerja di Angkatan Laut Kekhalifahan Turki Utsmani pada 1481M. Piri Reis telah mengikuti beragam ekspedisi dalam kariernya sebagai seorang marinir. Pada saat melakukan ekspedisi bersama Angkatan Laut Turki Usmani, Piri ikut bertarung melawan pasukan angkatan laut Kerajaan Spanyol, Genoa, dan juga Venezia.



Selain mumpuni dalam mengarungi hamparan air nan luas, ia juga piawai menuangkan rekaman perjalanannya ke dalam sebuah karya monumental. Bahkan, karyanya ini menjadi panduan penting dalam dunia geografi dan ilmu pelayaran. Jejak hidup Piri mulai banyak diperbincangkan ketika para sejarawan menemukan peta dunia yang dibuatnya pada 1513 M. Peta dunia yang disusun Piri Reis itu ditemukan di Istana Topkapi Istanbul pada tahun 1929. Hal yang paling menakjubkan adalah bahwa peta buatan Piri itu juga menampilkan peta Amerika di zaman kuno.

Selain itu, peta buatan Piri Reis ini juga begitu fenomenal. Betapa tidak, dalam peta dunia pertamanya, Piri berhasil menampilkan sebuah peta dengan tingkat akurasi yang sangat tinggi dalam hal penggambaran jarak dan posisi antar benua di dunia. Posisi benua Afrika dan Amerika dibuat demikian mendetail dan teliti, termasuk memasukkan gambar Amerika Selatan. Kehebatan piri juga terletak pada kemampuannya menggambarkan posisi-posisi benua maupun negara-negara dengan letak yang akurat. Sangat sulit untuk bisa menemukan kartografer sehebat Piri Reis pada zamannya. Sejumlah ahli mengatakan Piri membuat peta dunia pertamanya dengan mengambil pusat peta dunia di Sahara.

Pada 1528, Piri membuat peta dunianya yang kedua dengan menggambarkan Greenland dan Amerika Utara, mulai dari Labardor, Newfoundland, hingga ke arah utara menuju Florida, Kuba, dan bagian dari Amerika Tengah. Rupanya Piri juga memiliki koleksi peta buatan Christopher Columbus. Menurut catatan sejarah, Piri mendapatkan peta itu dari pamannya, Kemal Reis. Peta itu sendiri diperoleh saat sang paman bertempur dengan pasukan Spanyol dan berhasil menangkap tujuh kapal Spanyol di Valencia. Diduga dari sanalah angkatan laut Turki menyita peta itu dari beberapa kru Columbus.

Setiap tiba masa liburan, Piri Reis sering kali pulang ke kampung halamannya. Di sana, ia tak hanya berdiam diri dan tidak melakukan apa-apa, ia menuangkan rekaman dari semua perjalanannya selama ini ke dalam sebuah karya hingga pada 1513, ia berhasil membuat sebuah peta dunia yang akurat. Dalam karyanya itu, ia memetakan Lautan Atlantik beserta wilayah-wilayah pantai di Eropa. Karyanya itu diberi tajuk l-Bahriye (Buku tentang Navigasi) dan tulisan ini merupakan sebuah karya monumental bagi dunia kelautan.

Kitab I-Bahriye merupakan salah satu karya Piri Reis yang sangat legendaris. Buku tersebut merupakan buku navigasi yang banyak diakui kehebatannya, sangat bagus dan mendetail. Kitab I-Bahriye sendiri berisi införmasi terperinci tentang pelabuhan-pelabuhan utama, laut, teluk, semenanjung, tanjung, berbagai pulau, selat, juga tempat-tempat peristirahatan di Laut Mediterania. Dalam buku tersebut, Piri juga menuliskan tentang informasi mengenai kaitan antara astronomi dengan navigasi. Selain itu, dia juga menginformasikan tentang berbagai macam teknik navigasi di lautan. Buku tersebut juga membahas mengenai orang-orang lokal dari setiap negara yang berada di sekitar Laut Mediterania, termasuk juga budaya lokalnya.

Dalam buku setebal 434 halaman itu, terdapat sebanyak 290 buah peta. Kitab I-Bahriye ini terbagi menjadi dua bagian penting. Bagian pertama berisi tentang tipe-tipe badai di laut, teknik menggunakan kompas, juga informasi tentang pelabuhan dan pantai-pantai. Dia juga menuliskan teknik navigasi berdasarkan bintang dan karakteristik samudra-samudra utama di dunia. Bagian kedua dari Kitab I-Bahriye berisi tentang petunjuk pelayaran. Setiap topik dilengkapi dengan gambar peta tentang pulau maupun pantai. Di bagian kedua ini, dia menggambarkan selat Dardanela, pulau- pulau dan pantai-pantai di Laut Aegea, Laut lonea, Laut Adriatik, Laut Tirania, Laut Liguria, serta wilayah Riviera Prancis.

Piri juga melengkapi petanya dengan Pulau-Pulau Balearik, pantai Spanyol, Selat Gibraltar, Pulau Canary, pantai-pantai di Afrika Utara, Mesir, Sungai Nil, juga pantai-pantai di Anatolia. Pada bagian ini, dia juga menuliskan berbagai macam bangunan penting maupun monumen di setiap kota yang dia kunjungi. Kopian pertama Kitab I-Bahriye banyak ditemukan di berbagai perpustakaan dan museum di seluruh dunia. Salinan pertama yang diterbitkan pada 1521 M ditemukan tersimpan di Istana Topkapi, Istambul, sedangkan salinan lainnya tersimpan di perpustakaan Nuruosmaniye dan perpustakaan Suleymaniyah di Istanbul, di Perpustakaan Nasional Vienna, di Perpustakaan Nasional Prancis, di Museum Inggris di London, di Perpustakaan Bodleian di Oxford, juga di museum seni Walters di Baltimore. Sedangkan salinan kedua Kitab I-Bahriye ditemukan di Istana Topkapi, di Perpustakaan Kopruluzade Fazil Ahmed Pasha, dan di Perpustakaan Suleymaniye Turki, serta di Perpustakaan Nasional Prancis.


Dengan kenyataan ini, Piri Reis juga telah memberikan kontribusi nyata bagi ilmu pengetahuan, terutama Geografi dan Nautika atau Ilmu Pelayaran. Ilmu yang mereka kembangkan tak hanya berguna bagi kalangan Islam, namun juga digunakan secara universal. Piri Reis, sang laksamana, telah memberikan sumbangsih bagi kebesaran Kesultanan Ottoman, dan tentunya juga bagi keharuman Islam. Ia telah menorehkan prestasi besar dengan karyanya I-Bahriye yang masih menjadi panduan berlayar orang-orang setelahnya.