Reseptor pada Sistem Saraf

Selamat Datang di Blog Materi IPA. Judul Postingan Kali ini tentang Reseptor pada Sistem Saraf. Semoga bermanfaat untuk dibaca.

Eksteroseptor

Eksteroseptor memberi informasi kejadian-kejadian pada permukaan tubuh hewan. Eksteroseptor adalah suatu alat penerima rangsang dari luar, misalnya bila kita digigit nyamuk atau dihinggapi serangga. Kita dapat mengetahui langsung tempat nyamuk itu menggigit dan serangga hinggap. Dengan secara refleks kita akan melakukan respon terhadap bekas gigitan tadi misalnya menggaruk bekasnya.

Indra peraba dan tekanan diketahui sebagai indera dirasakan oleh ujung-ujung saraf pada folikelfolikel rambut yaitu ujung-ujung saraf Merkel’s dan Paccini. Ujung saraf Paccini yang berbentuk ovale adalah reseptor tekanan.

Ujung saraf Merkel, Paccini dan Meisner disebut juga mekanoreseptor karena bisa menyampaikan rangsang yang disebabkan oleh rangsangan mekanis. Ujung-ujung saraf Ruffini berguna sebagai reseptor panas. Dengan ujung saraf ini kita bisa mengetahui perubahan temperatur pada permukaan kulit terutama panas. Reseptor yang demikian disebut juga termoseptor. Reseptor untuk merasakan sakit ini merupakan ujung-ujung saraf yang tersebar di seluruh tubuh.

1) Pit organ


Indera perasa panas pada beberapa hewan digunakan sebagai alat untuk menangkap mangsanya. Alat untuk penerima panas tersebut dinamakan pit organ. Pit organ ini dipunyai terutama oleh ular. Pit organ letaknya diantara mata dengan lubang hidung dan pada bagian muka pada hewan lainnya. Bentuknya berupa saluran yang berisi darah dan ujung-ujung saraf yang amat peka terhadap panas. Pit organ ini tidak bisa digolongkan ke dalam eksteroseptor karena sumber rangsang tidak berasal dari permukaan tubuh tetapi dari jarak tertentu.

2) Gurat sisi

Sistem saraf yang ditemukan pada golongan hewan Vertebrata rendah seperti pada ikan dan amfibi. Gurat sisi ini pada ikan dan amfibi tertentu merupakan suatu saluran dibawah kulit yang mempunyai saluran keluar tubuhnya. Dipermukaan tubuhnya saluran-saluran itu merupakan lubang-lubang membentuk barisan dalam satu garis. Pada saluran gurat sisi terdapat rambutrambut sensoris yang letaknya teratur disebut neuromast. Neuromast ini mempunyai kepekaan terhadap tekanan dan arus air. Selain itu juga untuk mengetahui obyek yang bergerak berupa mangsa atau yang memangsanya.

3) Rheotaksis

Rheotaksis adalah suatu kecenderungan dari mahkluk hidup untuk menerima rangsangan mekanis dari arus air karena gerakan. Misalnya pada planaria, cacing ini akan mengadakan reaksi terhadap arus air dengan reseptor yang ada pada seluruh permukaan tubuhnya.

4) Anemotaksis

Anemotaksis adalah suatu kemampuan hewan untuk mengetahui aliran udara disekitarnya. Anemotaksis ini terdapat pada hewan terbang seperti lalat. Mereka berorientasi di udara dengan menggunakan reseptor untuk mengetahui tekanan udara, arus udara. Reseptor terdapat pada bagian dasar sayap dan pada bagian kepala.

5)Indera pengecap

Pengecap dirasakan oleh adanya reseptor pengecap yang disebut sel-sel pengecap. Reseptor ini secara konstan memberi informasi mengenai sifat-sifat zat yang masuk melalui mulut pada waktu makan, selain itu terdapat papilla pada lidah. Ada empat macam rasa kecap utama yaitu: pahit, manis, asam dan asin. Indera pengecap sangat penting untuk kelangsungan hidup hewan. Hewan yang mempunyai alat penciuman kurang tajam, maka kurang berkembang pula alat pengecapnya. Reseptor pengecap adalah suatu kemoreseptor karena dapat dirangsang oleh berbagai zat kimia.

6) Kemoreseptor

Indera penciuman dan pengecap termasuk suatu kemoreseptor, sebab indera pengecap merupakan alat yang bisa merasakan zat-zat kimia dan indera penciuman bisa mencium berbagai sifat zat kimia terutama baunya. Hewan-hewan rendah juga memiliki beberapa kemoreseptor yang berkembang baik dan berperanan penting pada kelangsungan hidupnya. Contohnya bila asam lemah diteteskan pada tubuhnya maka protozoa (Amoeba,sp) akan menggerakkan pseudopodianya, Hydra dapat membedakan makanan yang hidup dan yang mati. Kemoreseptor berfungsu juga sebagai alat simbiosis komensalisme dan parasitisme.


Proprioseptor

Informasi mengenai kedudukan tubuh dan lender dirasakan oleh propriseptor. Proprioseptor terdapat pada empat otot (otot lurik), pada tendon otot, pada selaput pembungkus otot berupa ujung saraf Paccini dan pada sendi. Proprioseptor merupakan suatu mekanoseptor. Proprioseptor penting untuk mengatur koordinasi aktifitas otot.

Interoseptor

Interoseptor menyampaikan informasi mengenai kejadian-kejadian di dalam tubuh. Di dalam tubuh hewan banyak reseptor yang secara konstan menyampaikan informasi tentang keadaan alat-alat dalam seperti jantung, paru-paru, pembuluh darah dan informasi tentang lingkungan dalam seperti kadar glukosa darah, konsentrasi ion, dan PH kepada saraf pusat. Semua reseptor diatas termasuk kedalam interoreseptor.

Selain interoseptor juga terdapat interoseptor khusus yang berfungsi sebagai alat keseimbangan. Letaknya pada telinga dalam yang disebut Labirin. Labirin terdiri atas alat keseimbangan untuk merasakan gerakan kepala yaitu saluran-saluran semisirkuler dan alat untuk mengetahui kedudukan kepala yaitu utrikulus dan sakulus.

Fotoreseptor

Hampir semua hewan mempunyai kapasitas untuk merespon terhadap cahaya. Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik dan organ visual dari hewan memperlihatkan perbedaan sensitifitas terhadap gelombang cahaya yang berbeda. Disamping memperlihatkan sensitifitas terhadap cahaya, kebanyakan hewan telah mempunyai organ penglihatan yang baik yaitu mata. Mata atau titik mata ditemukan pada Platyhelminthes, Nematelminthes, Annelida, Molluska, Arthropoda dan semua Vertebrata. Mata dibangun oleh sel-sel fotoreseptor yang menerima kualitas cahaya tertentu seperti intensitas dan warna.